125 Ribu UKM Dapatkan 30% Omzet dari Go-Food

Michael Reily
9 Januari 2018, 20:01
Gojek dan 3 Bank
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menteri Komunikasi dan Telekomunikasi Rudiantara (tengah bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad (kanan) dan CEO GO-JEK Nadiem Makarim (kiri) berbincang usai menyaksikan penandatanganan kerjasama perluasan akses layanan perb

Perusahaan transportasi berbasis digital Go-Jek memiliki 125 ribu penjual yang terdaftar dalam fitur pemesanan makanannya, yakni Go-Food. Penjual yang menggunakan Go-Food pun diklaim mendapatkan 30% omzetnya dari hasil penjualan digital.

Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek Nadiem Makariem menyatakan, kecepatan pengiriman Go-Food menjadi salah satu nilai tambah bagi pengguna dan penjual. “Jumlah pengemudi banyak sekali sehingga ekosistem kami cukup besar,” kata Nadiem di Jakarta, Selasa (9/1).

Advertisement

Menurutnya, Go-Food dibentuk karena permintaan masyarakat. Pada awal peluncuran aplikasi, pada 2014, aplikasi yang tersedia di Go-Jek hanya Go-Ride, Go-Send, dan Go-Shop. Namun, penggunaan Go-Jek untuk belanja sangat tinggi. “Sekitar 90% orang yang berbelanja itu untuk makanan,” tutur Nadiem.

Oleh karena itu, Go-Jek kemudian memutuskan untuk meluncurkan fitur Go-Food. Ia pun mengklaim Go-Food merupakan layanan pengantaran makanan terbesar di dunia, setelah Tiongkok.

(Baca juga: Miliki 1,5 Juta Mitra, Go-Jek Lapor Rencana Bisnis ke BI)

Nadiem juga mengungkapkan, sebesar 80% penjual kuliner di Go-Food adalah UKM, sisanya merupakan korporasi besar. Ia pun menyebutkan, jumlah mitra penjual pada 2015 hanya 10 ribu di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Bali. Sekarang, Go-Food sudah tersebar mencapai 50 kota.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...
    Advertisement