Pertamina Anggarkan US$ 7 Juta untuk Kelola Blok Attaka Hingga Oktober
PT Pertamina (Persero) telah menetapkan anggaran biaya operasi untuk mengelola sementara blok Attaka di Kalimantan Timur sesuai penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penugasan ini mulai 1 Januari 2018 hingga Oktober 2018.
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan biaya operasi yang sudah dianggarkan sebesar US$ 7 juta atau setara Rp 93 miliar. “Ini untuk operation seperti lifting dan maintenance," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (11/1).
Meidawati mengatakan besaran anggaran itu sesuai porsi Pertamina yang ada di blok Attakan. Di blok tersebut, perusahaan pelat merah itu memegang hak kelola sebesar 50%. Sisanya dimiliki Chevron Indonesia.
Pemerintah memberikan penugasan ke Pertamina, karena kontrak itu akan berakhir 30 Desember 2017. Namun, Kementerian ESDM menilai blok itu akan ekonomis jika digabung dengan East Kalimantan yang lokasinya berdekatan.
Namun, kontrak blok East Kalimantan baru berakhir Oktober 2017. Jadi supaya produksi tidak turun, Pertamina ditugaskan menggarap blok itu bersama Chevron Indonesia hingga kontrak East Kalimantan berakhir.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial pernah mengatakan dalam mengelola blok Attaka kedua perusahaan itu membuat perjanjian yang menyebutkan Chevron bertindak sebagai operator dan Pertamina sebagai mitranya. “Karena lapangan Attaka dan lapangan East Kalimantan merupakan Lapangan Unitisasi, akan ada Perjanjian Unitisasi Pertamina-Chevron,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (8/11).
(Baca: Pertamina-Chevron Akan Bentuk Perjanjian Kelola Bersama Blok Attaka)
Blok Attaka dan East Kalimantan juga sebenarnya sudah ditugaskan kepada Pertamina. Namun, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengembalikan kedua blok itu pada awal Agustus lalu karena tidak ekonomis. Kedua blok ini nantinya akan dilelang pemerintah.
