Blok East Natuna Kini Jadi Incaran Perusahaan Migas

Anggita Rezki Amelia
16 Januari 2018, 20:04
Rig
Katadata

Blok East Natuna kini menjadi incaran beberapa perusahaan minyak dan gas bumi (migas). Padahal blok ini sempat ditinggal perusahaan migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil dan PTT EP yang berasal dari Thailand karena pertimbangan keekonomian proyek.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial saat ini ada beberapa perusahaan yang ingin mengelola blok tersebut. “Perusahaan asal Jepang datang, Tiongkok dan kemungkinan Mubadala. Semua tertarik,” kata dia di Jakarta, Selasa (16/1).

Advertisement

Namun, Ego mengatakan saat ini blok East Natuna masih menjadi milik PT Pertamina (Persero). Sehingga keputusan itu menunggu sikap Pertamina. Sekarang perusahaan pelat merah itu masih mengkaji mengenai pengelolaan blok East Natuna.

Meski begitu, Kementerian ESDM akan terus berkoordinasi dengan Pertamina mengenai pengelola blok East Natuna. "Pemerintah tidak ingin disandera, baik itu oleh eksisting. Kalau bisa, ada jiwa kelogowoan lah melepas, selama bisa dimonetisasi untuk menurunkan harga gas," ujar Ego.

Pemerintah tidak memiliki kriteria khusus untuk menjadi pengelola blok East Natuna. Yang penting, kontraktor itu bisa menguntungkan negara dan memberikan penerimaan yang lebih besar. 

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan terbuka terhadap beberapa perusahaan yang tertarik bergabung mengelola blok East Natuna. Namun harus berbicara terlebih dulu dengan pemerintah. “Pastinya untuk East Natuna akan kami konsultasikan ke Kementerian ESDM siapa pun yang berminat sebagai anggota konsorsium,” ujar dia.

Sebelumnya, perusahaan asal Tiongkok, PetroChina sudah menyatakan ketertarikannya mengelola blok East Natuna. Vice President Supply Chain Management & Operation Support PetroChina Gusminar bahkan sudah menghitung, pengembangan East Natuna membutuhkan sekitar US$40 miliar. “Proyek ini bisa dibilang cukup mahal, tetapi, sejak ada OBOR (One Belt One Road Initiative), Pemerintah Tiongkok menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat tujuan investasi yang penting,” ujar Rabu (10/1).

(Baca: Pertamina Buka Peluang PetroChina Bergabung di East Natuna)

Presiden PetroChina Gong Bencai juga mengatakan perusahaannya tertarik bekerja sama dan studi dengan Pertamina. Alasannya  pusat riset PetroChina sudah memiliki teknologi untuk memisahkan gas dengan CO2. Teknologi itu kini baru dijajal di blok Jabung, Jambi.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement