Penggabungan Pertagas dan PGN Harus Melalui Proses Valuasi
Tim transaksi pembentukan holding (induk usaha) tengah menyiapkan proses valuasi untuk penggabungan PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero)/PGN. Ini menyusul rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang akan dilakukan PGN akhir bulan ini.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno mengatakan proses holding BUMN Migas ini tidak hanya memasukkan PGN ke grup PT Pertamina (Persero). Namun proses holding itu sekaligus mengakuisisi Pertagas ke PGN.
Untuk memasukkan PGN ke Pertamina, pemerintah akan mengalihkan saham yang dimilikinya. Artinya, Pertamina tidak akan mengeluarkan dana apa pun untuk mendapatkan saham PGN.
Namun, untuk akuisisi Pertagas oleh PGN akan ada valuasinya. "Skema transaksinya sedang dibahas detail oleh sub tim transaksi di tim implementasi holding migas,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (22/1).
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia pada Jumat (18/11) lalu, PGN menyampaikan proses pembentukan holding sedang berjalan. PGN akan melakukan RUPS LB tanggal 25 Januari 2018 atas permintaan Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri B sebesar 56,6%.
Agenda RUPS LB itu adalah perubahan anggaran dasar perusahaan. Ini terkait perubahan PGN yang semula BUMN menjadi perseroan terbatas karena ada pengalihan seluruh saham seri B milik pemerintah ke Pertamina.
Meski begitu, pemerintah tetap memiliki kontrol di PGN baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kontrol ini melalui kepemilikan atas saham Seri A Dwiwarna dan kepemilikan 100% saham pada Pertamina, yang menjadi pemegang saham mayoritas PGN.
Selain itu, surat keterbukaan tersebut juga menyatakan pembentukan holding juga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang pada akhirnya adalah pengambilalihan Pertagas yang juga anak usaha Pertamina oleh PGN. Ini dalam rangka integrasi kegiatan hilir gas bumi. PGN juga telah melakukan diskusi dan koordinasi dengan Pertamina sehubungan dengan transaksi ini.
Public Relation Manager Pertagas Hatim Ilwan mengatakan perusahaannya selaku anak usaha Pertamina akan mendukung semua yang dilakukan induk usaha. “Kami ikut yang disampaikan Pertamina,” ujar dia kepada Katadata.coi.id, Senin (22/1).
Menurut Hatim, sejauh ini juga sudah ada komunikasi dengan sekretariat bersama yang terdiri dari seluruh pemangku kepentingan, seperti Kementerian BUMN, Pertamina dan PGN membahas mengenai holding. Tim ini membahas mulai dari aspek teknis, keuangan hingga kepegawaian.
Hatim mengatakan jika pun nanti bergabung dengan PGN, tidak akan ada pengurangan karyawan. “Tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),” ujar dia.
(Baca: Skema Holding: PGN Akuisisi Pertagas Pasca Jadi Anak Pertamina)
Sementara itu Hatim mengatakan menurut laporan keuangan Pertagas tahun 2017 yang sudah diaudit, laba perusahaan bisa mencapai US$ 141 juta. Sementara salah satu aset yang dimiliki Pertagas seperti pipa mencapai 2.500 kilo meter (km). Sebagian besar pipa itu merupakan pipa transmisi.