Dewan Asuransi ASEAN Minta Lembaga Asuransi Investasi di Infrastruktur

Martha Ruth Thertina
26 Januari 2018, 12:54
Infrastruktur
Arief Kamaludin|KATADATA

Dewan Asuransi ASEAN (ASEAN Insurance Council/AIC) mendorong industri asuransi untuk berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur. Sebab, ASEAN membutuhkan pembangunan infrastruktur prioritas guna mendorong ekonomi lokal dan regional.

Sekretaris Jenderal AIC Evelina Pietruschka mengatakan, berdasarkan data Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank), ASEAN memerlukan tambahan dana hingga US$ 60 miliar atau setara Rp 800 triliun setahun untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur di kawasan.

“Angka tersebut cukup besar bagi pemerintah untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur tersebut secara mandiri,” kata dia dalam World Economic Forum di Davos, Swiss, seperti dikutip dari keterangan tertulis AIC, Kamis (25/1). Adapun pada 2031, kebutuhan dana untuk infrastruktur di ASEAN diperkirakan mencapai US$ 3,1 triliun.

Maka itu, ia mendorong peran serta sektor swasta, termasuk industri asuransi. Kerja sama pemerintah dan swasta bisa dilakukan untuk menuntaskan proyek-proyek infrastruktur prioritas di sektor transportasi, kesehatan, energi, makanan, dan pendidikan. (Baca juga: Bappenas: 34 Proyek Infrastruktur Siap Dikerjakan Tanpa Bantuan APBN)

Sektor-sektor prioritas tersebut dengan mempertimbangkan data-data yang ada. Mengacu pada data ADB, misalnya, sebanyak 400 juta orang di ASEAN tidak memiliki atau hanya memiliki akses terbatas pada listrik. Selain itu, 300 juta orang kekurangan air bersih dan hampir satu miliar orang hidup tanpa fasilitas sanitasi dasar.

Secara global, Evelina memperkirakan hanya 2% aset perusahaan asuransi yang merupakan investasi di bidang infrastruktur. Namun, seiring dengan tingginya pertumbuhan premi asuransi di ASEAN, ia melihat peluang peningkatan investasi perusahaan asuransi di sektor tersebut. (Baca juga: BUMN Butuh Modal, Bappenas Ingatkan Jangan Andalkan Uang Negara)

“Rata-rata tahunan pertumbuhan premi asuransi di ASEAN sebesar 13% antara tahun 2004-2014, tiga kali lebih besar dari rata-rata global, potensi untuk menyalurkan investasi ke proyek infrastruktur yang layak begitu besar,” ucapnya. 

Adapun pembangunan infrastruktur diyakini bukan hanya menguntungkan negara dan masyarakat di ASEAN, termasuk pelaku bisnis. Sebab, lewat pembangunan infrastruktur, maka akan terjadi loncatan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

“Untuk menyoroti manfaat dari pendekatan pembiayaan blended finance ini, AIC berencana memfasilitasi pembicaraan antarnegara anggota ASEAN dan perusahaan asuransi lokal,” kata Evelina.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...