Dari Serbuan Produk Impor hingga Pendanaan, Masalah UKM di Era Digital

Desy Setyowati
2 Februari 2018, 15:00
UKM Bukalapak
Donang Wahyu | Katadata

Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih harus berjuang di tengah serbuan produk impor di toko-toko online Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengidentifikasi beberapa masalah bagi pengusaha kecil yang ingin go digital.

Dari sisi permodalan, menurut Enggar, masih banyak UKM yang tidak dianggap bankable, sehingga sulit mendapat kredit bank. Sementara, bunga yang ditawarkan oleh perusahaan financial technology (Fintech) melalui skema peer to peer lending dinilai terlalu tinggi, yakni mencapai 5% per bulan.

Advertisement

"Harus ada relaksasi. Peer to peer lending (bisa memberi pinjaman) dengan (skema) bagi hasil atau macam-macam," kata dia saat Rapat Kerja (Raker) Kemendag bertajuk 'E-Commerce Readness' di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (2/2).

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Tanihub Ivan Arie Sustiawan mengatakan, perusahaannya sudah menawarkan pembiayaan dengan skema bagi hasil. E-commerce di bidang pangan ini menawarkan kredit melalui TaniFund dengan skema 40% dari keuntungan untuk investor, 40% untuk petani, dan 20% untuk perusahaan.

(Baca juga: E-Commerce Wajib Jual 80% Produk Lokal, Bagaimana Kesiapan UKM?)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement