Diaspora Indonesia di AS Bantu Program Pendidikan dan Kesehatan Papua

Ameidyo Daud Nasution
7 Februari 2018, 14:26
Campak dan Gizi Buruk Anak Asmat
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Seorang ibu bersama anaknya dari kampung Warse, Distrik Jetsy menunggu ambulan setibanya di pelabuhan Misi, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1). Sebanyak 15 anak di evakuasi menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats untuk diberikan perawatan dan

Diaspora Indonesia di Amerika Serikat akan memberikan bantuan berupa program pendidikan dan kesehatan untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. Kedua program tersebut adalah program sekolah berasrama dan layanan pengobatan jarak jauh atau telemedicine.

Ketua Indonesian American Society of Academics (IASA) Edward Wanandi mengatakan, akan ada 25 profesor diaspora Indonesia di AS yang terjun untuk mengawal pelaksanaan program ini. Sedangkan dana yang akan dikucurkan mencapai US$ 350 ribu atau Rp 4,7 miliar per tahun, dimulai sejak tahun ini.

"Funding dari kami sendiri untuk melayani wilayah Papua dan Papua Barat," kata Edward usai penandatangan perjanjian kerja sama percepatan pembangunan Papua antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan IASA di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (8/2).

Edward mengatakan, mengatakan ide awal IASA turun gunung ke Papua ini untuk menjawab tantangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat kunjungannya ke AS. Luhut yang saat itu berstatus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan bertanya kepada Edward dan diaspora akademisi lainnya apakah bisa membantu pengembangan Papua secara holistik.

"Ternyata yang tertarik ada 82 profesor asal Indonesia, dan 25 aktif (membantu)," kata dia. (Baca juga: Derita Campak dan Gizi Buruk Anak Asmat)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...