Kucurkan Rp 476 Miliar, BSD Resmi Akuisisi 13 Lantai Bakrie Tower
Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), pengembang properti Grup Sinar Mas, resmi mengakuisisi 13 lantai ruang perkantoran di Bakrie Tower, Jakarta dari Bakrie Swastika Utama (BSU). Dalam ekspansi anorganik tersebut, BSD mengucurkan dana Rp 476 miliar.
Investasi BSD pada ruang perkantoran dilakukan untuk meningkatkan kontribusi pendapatan berulang (recurring income) terhadap total pendapatan perseroan dari 17% menjadi 25% dalam lima tahun ke depan. Direktur BSD Hermawan Wijaya mengatakan, dari luas ruang perkantoran di 13 lantai Bakrie Tower yang diakuisisi perseroan mencapai 17.000 m2. Dengan demikian, harga pembelian ruang kantor tersebut diperkirakan mencapai Rp 28 juta-Rp 29 juta per m2.
"Rata-rata harga sewa di Bakrie Tower adalah Rp 300.000 per m2 per bulan. Sejauh ini tingkat okupansi di Bakrie Tower mencapai 23% pada Januari 2018 dan akan terisi 80%-90% pada 2019," kata Hermawan. Total jumlah lantai di Bakrie Tower adalah 47 lantai dengan luas 41.407 m2, sebagian besar diisi oleh perusahaan dari Grup Bakrie seperti Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Ini merupakan akuisisi properti investasi kedua yang dilakukan BSD tahun lalu. Sebelumnya, BSD melalui anak usahanya Duta Cakra Pesona, mengambil alih Sinarmas MSIG Tower dari Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dengan nilai Rp 954 miliar. Unit yang diambil alih adalah lantai dasar hingga lantai 17 dan lantai 40 hingga lantai 46 dengan total luas 35.989,44 m2.
BSD agresif menambah portofolio properti investasinya karena saat ini harga ruang perkantoran cukup murah mengingat di pasar terjadi kelebihan pasokan. Colliers International Indonesia, lembaga riset dan konsultan properti, menyebutkan total pasokan ruang kantor di kawasan CBD mencapai 5,9 juta m2.
(Baca juga: Pasokan Berlebih, Harga Sewa Perkantoran di CBD Turun)
Chief Executive Officer Strategic Development and Services Sinarmas Land Ishak Chandra, mengatakan prospek sektor properti tahun ini diprediksi relatif sama seperti 2016-2017. Permintaan ruang kantor akan didorong oleh perusahaan-perusahaan di sektor teknologi seperti e-commerce dan pengelola co-working space. Kondisi pasar properti dinilai akan membaik pada akhir 2019 setelah kegiatan Pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).