Jelang IPO, Uber Dikabarkan Jual Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab

Desy Setyowati
20 Februari 2018, 12:55
uber
Katadata
Aplikasi Uber

Kabar soal rencana Uber untuk menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab semakin kencang berhembus. Strategi ini, kabarnya merupakan bagian dari rencana Grab menjelang penjualan saham perdananya tahun depan.

Dilaporkan CNBC, Grab dan Uber baru-baru ini telah berdiskusi terkait rencana akuisisi. Meski belum ada kesepakatan yang dicapai, kemungkinan Uber akan mendapat porsi saham Grab yang kini telah beroperasi di 6 negara di Asia Tenggara.

Uber telah melakukan langkah serupa sebelumnya. Di Tiongkok, Uber memilih menjual operasionalnya ke Didi demi memilii 20% saham. Sementara di Rusia, Uber juga menggabungkan bisnis ke Yandex untuk mengantongi 37% saham kompetitor lokalnya itu.

CEO Uber Dara Khosrowshahi pun mengakui bahwa meski telah mendominasi Amerika dan Eropa karena keunggulan teknologi dan brand, ada beberapa pasar yang sulit ditaklukannya.

(Baca juga:  Survei Uber: Warga Jakarta Kena Macet 90 Menit Setiap Hari)

“Untuk beberapa pasar seperti Tiongkok dan Rusia, ini tak berlaku. Jadi bila satu-satunya alasan bertahan di pasar itu adalah untuk menghamburkan uang, saya rasa ini bukan alasan yang benar,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Uber dikabarkan ingin mengumpulkan uang dari penjualan operasionalnya di Asia Tenggara demi melancarkan rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) tahun depan. Apalagi, Uber baru mencatatkan rugi sebesar US$ 4,5 miliar atau setara Rp 60 triliun pada 2017. Kerugian itu melonjak 61% dibanding 2016.

Pelepasan pasar Uber di Asia Tenggara juga dianjurkan oleh investornya, Softbank. Dikutip dari Quartz, Direktur Softbank Rajeev Misra yakin bahwa Uber bisa meraih sukses yang lebih besar jika fokus pada pasar yang telah mereka dominasi, seperti Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan Australia. 

Pandangan Misra itu dinilai wajar, mengingat Softbank juga berinvestasi di perusahaan sejenis seperti Ola di India dan Didi di Cina. Tentu Softbank tak ingin ada persaingan di antara sesama perusahaan yang telah disuntik modalnya.

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...