Nila Sebelanga Proyek Konstruksi Infrastruktur

Muchamad Nafi
20 Februari 2018, 14:13
Bekisting Tiang Tol Becakayu Roboh
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Jauh sebelum azan subuh berkumandang tadi pagi, tak kurang dari tujuh orang sedang mengerjakan lanjutan konstruksi pada tiang pancang tol di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Ini merupakan bagian proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, lebih sering disebut tol Becakayu. Ruas tol, yang digarap PT. Waskita Karya, ini sebagian telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada November 2017.

Sekitar pukul 03.00, para pekerja melakukan pengecoran pier hed pada bekisting beton, yaitu cetakan untuk pengecoran beton pierhead. Bekisting ini cetakan sementara selama proses pengecoran beton pada bagian struktur bangunan. Tujuannya untuk menahan dan memberi bentuk. Setelah beton kering dan padat, bekisting pun dilepas. (Baca pula:  Bekisting Tol Becakayu Ambruk, Insiden Proyek Waskita ke-6 Sejak 2017).

Advertisement

Nahas. Musibah terjadi saat pekerja memasukkan coran. Bekisting tersebut merosot hingga jatuh, sementara kondisi beton masih basah. Menurut keterangan kepolisian, kecelakaan tersebut tepat pukul 3.40 WIB. Tak ayal, gugurnya perkakas berat ini membuat tujuh pekerja di area tersebut, yang berlokasi di depan kampus Institut Bisnis Nusantara, terluka. Pihak Waskita pun mengevakuasi mereka ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia. “Pihak manajemen sangat menyesal atas kejadian ini,” kata Kepala Divisi III Waskita, Dono Parwoto.

Ketika meresmikan Tol Becakayu untuk seksi 1 B yang menghubungkan Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan seksi 1 C yang menyambungkan Pangkalan Jati-Jakasampurna pada 3 November 2017, dengan bangga Presiden Jokowi menyatakan jalur tol baru ini akan mengurai kemacetan yang terjadi bertahun-tahun di kawasan tersebut. “Kita tahu Tol Becakayu ini sudah berhenti 21 tahun karena surat perintah kerja itu sudah diberikan tahun 1996,” kata Jokowi.

Karena menilai begitu penting sarana infrastruktur ini, pemerintah memasukkannya ke dalam Proyek Strategis Nasional. Pada 2014, Waskita Karya mulai mengerjakan Seksi I sepanjang 11 kilo meter dengan nilai kontrak Rp 7,23 triliun. Sementara seksi II akan menghubungkan Jakasampurna-Duren Jaya yang membentang sekitar 10,04 kilometer.

Buntut kecelakaan tersebut, tiga kementerian menggelar rapat koordinasi siang ini: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Perhubungan. “Kami harus koordinasi antara BUMN sebagai pembinanya. Pembina teknisnya Kementerian PUPR, pemilik proyeknya Perhubungan,” kata Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang, Selasa (20/2).

(Baca juga: Bahas Insiden Proyek Tol Becakayu, Tiga Kementerian Gelar Rapat)

Kecelakaan tersebut tentu menjadi noda pada proyek infrastruktur, salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Jokowi. Jika hanya sekali, bisa jadi hal itu bak nila setitik. Namun kecelakaan pada pembangunan konstruksi yang dikerjakan oleh Waskita bukan kali ini saja.

Dalam catatan Katadata, dalam tujuh bulan terakhir setidaknya ada enam kecelakaan kerja konstruksi pada proyek-proyek Waskita yang tersebar di sejumlah daerah. Peristiwa sial pertama terjadi pada 4 Agustus 2017. Ketika itu perusahan konstruksi pelat merah ini sedang mengerjakan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang. Dua unit crane dengan bobot 70 ton dan 80 ton yang sedang dioperasikan jatuh menimpa rumah penduduk. Dua orang tewas dalam kecelakaan ini.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement