Perusahaan Bulgaria Tawarkan Teknologi Listrik Tenaga Matahari

Anggita Rezki Amelia
22 Februari 2018, 17:19
Panel surya EBT
Katadata | Arief Kamaludin

Perusahaan asal Bulgaria, International Power Supply (IPS), menawarkan teknologi murah untuk pengembangan  pembangkit listrik tenaga matahari di Indonesia. Teknologi bernama Exeron ini diklaim sudah digunakan di 58 negara dan mempunyai banyak kelebihan dalam memanfaatkan energi matahari dalam pengembangan energi terbarukan.

CEO IPS Alexander Rangelov mengatakan teknologi yang dimilikinya bisa digunakan untuk mengembangkan pembangkit tenaga surya yang lebih murah untuk desa-desa yang selama ini belum mendapatkan akses listrik. Alat ini bisa menggabungkan energi matahari dan konvensional sesuai kondisi yang ada. Ketika ada energi matahari teknologi ini akan mengubahnya menjadi listrik. Sedangkan saat cuaca mendung, masih ada listrik yang dihasilkan dengan baterai. 

(Baca: Arcandra Ungkap Enam Sebab PLTS Sulit Berkembang di Indonesia)

Dia mengatakan sebagai negara besar, Indonesia membutuhkan teknologi yang dapat menghasilkan listrik murah. Saat ini teknologi Exeron sudah dipasang pada terminal bus di Solo sebagai bagian dari proyek Kementerian Perhubungan. "Kami berharap akan demonstrasikan teknologi ini di daerah-daerah lain di Indonesia," kata dia saat ditemui di acara Renewable Innovation Forum: Sustainable Off-grid Electrification and Renewable Energy Opportunities In Indonesia, di Jakarta, Kamis (22/2).

IPS berencana membangun pabrik Exeron di Indonesia tahun ini dengan menggandeng sejumlah institusi lokal. Kerjasama itu dituangkan dalam penandatangan nota kesepahaman (MoU) untuk studi lanjutan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pertahanan (Unhan) hari ini. Kerjasama ini mencakup riset teknologi yang akan dibagikan IPS kepada ITB dan Unhan.

"Kerja sama ini bisa mencetak sumber daya manusia serta mendorong generasi muda Indonesia untuk membina pabrik Exeron di dalam negeri," kata dia. (Baca: AS Tawarkan Teknologi Pembangkit Listrik Angin dan Panas Bumi)

Terkait kerja sama ini, Wakil Rektor Bagian Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB Wawan Gunawan A. Kadir mengungkapkan beberapa keuntungan yang bisa didapat. Teknologi IPS menggunakan baterai berukuran kecil , tapi memiliki kapasitas daya yang besar.

"Nah ITB sedang fokus untuk mengembangkan itu, karena materialnya kita belum punya. Dengan kerjasama ini diharapkan bisa mengembangkan teknologi baterai harga murah," kata Wawan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...