Impor Gandum Melonjak Pesat, Pengawasan Diperketat

Michael Reily
23 Februari 2018, 16:34
Pembuat mie berbahan dasar tepung terigu
Antara
Seorang pekerja sedang membuat mie berbahan terigu di industri rumahan.


Pemerintah berencana memperketat pengawasan impor gandum. Volume impor gandum yang terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir menjadikan Kementerian Perdagangan lebih berhati-hati dalam memberi perizinan.

Data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, impor gandum sepanjang 2017 mencapai 11,4 juta ton. Volumenya meningkat 9% dibandingkan dengan realisasi 2016 yang sebesar 10,53 juta ton.

Sementara jika dirunut berdasarkan kode HS, impor gandum bukan untuk manusia (10019999) pada 2017 tercatat sebesar 204 ribu, turun 89% dibandingkan 2016 yang mencapai 1,8 juta ton. Namun, ada peningkatan impor gandum untuk konsumsi manusia (10019919) mencapai 170%, dari 1,4 juta menjadi 3,2 juta.

(Baca : Kebutuhan Meningkat, Impor Gandum Diprediksi Capai 11,8 Juta Ton)

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan peningkatan impor gandum dalam beberapa tahun terakhir disebabkan karena adanya pergeseran pola penggunaan pakan ternak dari jagung ke gandum. Namun, ia juga menduga lonjakan impor gandum disebabkan oleh adanya pengaturan kode Harmonization System (HS) oleh importir.

“Patut diduga ada permainan kode HS,” ujar Enggar.

Pasalnya dari total impor gandum pada 2017 sebesar 11,4 juta ton, sekitar 10,1 juta ton dialokasikan untuk keperluan industri dan 1,3 juta ton sisanya untuk pakan. Dimana impor gandum untuk keperluan pakan turun sebesar 37%, sementara industri naik sebesar 21% dari tahun sebelumnya.

“Berdasarkan rapat koordinasi, saya diminta untuk menata impor gandum,” kata Enggar di Jakarta, Rabu (21/2).

Sementara itu dikonformasi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Fransiscus Welirang menuturkan bahwa impor gandum untuk keperluan industri pada tahun lalu jumlahnya hanya mencapai 8,3 juta ton.

Menurutnya, impor gandum industri sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pengolahan tepung terigu dengan total kebutuhan industrinya sebesar 8 juta ton, sementara sisanya menjadi komoditas ekspor. Karenanya, Fransiscus menduga lonjakan impor gandum bisa jadi disebabkan oleh kebutuhan dari sektor pakan ternak. "Kebutuhan industri sekitar 8 juta ton, sebab konsumsi tepung terigu dalam negeri hanya sekitar 7,9 juta ton," ujarnya.

Sementara itu, Ketua I Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Johan menjelaskan kebutuhan impor gandum untuk pakan ternak tahun lalu hanya sekitar 200 ribu ton dengan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...