Efisiensi Tambang Batu Bara, Laba Bukit Asam Naik 123,5%

Image title
12 Maret 2018, 16:07
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu | KATADATA

PT Bukit Asam Tbk (Persero) membukukan laba bersih pada 2017 sebesar Rp 4,47 triliun atau meningkat drastis sebesar 123,5 persen dari Rp 2 triliun pada tahun sebelumnya. Meningkatnya laba ini disebabkan beberapa efisiensi yang diterapkan perusahaan, kenaikan harga batu bara, dan peningkatan produksi.

"Efisiensi secara terus-menerus lakukan. Dari efisiensi yang dilakukan sepanjang 2017, kami bisa mengurangi jasa penambang sebanyak Rp 785 miliar atau turun 6 persen dari tahun sebelumnya. Padahal jumlah produksi batu bara mengalami peningkatan," ujar Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin saat konferensi pers di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Senin (12/3).

Dia menjelaskan ada beberapa langkah efisiensi yang dilakukan. Pertama, cara menambang yang dibuat lebih efisien dengan stripping ratio PTBA di 2017 sebesar 3,6 sementara di 2016 sebesar 4,9. Kedua, efisiensi pada tarif penambangan, baik yang dikelola oleh PTBA sendiri maupun mitranya. Porsi yang dikelola PTBA mulai naik cukup signifikan dan biayanya bisa dikontrol sendiri.

"Ini berakibat ke cash cost. Artinya, biaya penambangan di mulut tambang berkurang dari Rp 655 ribu per ton menjadi Rp 641 ribu per ton," ujarnya.

Harga jual rata-rata batu bara meningkat 23,7 persen dari Rp 658.018 menjadi Rp 814.216 di tahun lalu. Peningkatan ini seiring kenaikan harga jual di Newcastle dan batu bara thermal Indonesia (Indonesia Coal Index/ICI), masing-masing sebesar 34 dan 32 persen. 

(Baca: Harga Batu Bara Maret 2018 Cetak Rekor Tertinggi 6 Tahun Terakhir)

Sepanjang tahun lalu, Bukit Asam (PTBA) memproduksi batu bara sebanyak 24,2 juta ton, naik 23,3 persen dari tahun sebelumnya. Dari total tersebut, PTBA yang bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero), bisa mengangkut 21,4 juta ton batu bara, yang meningkat 20,9 persen. 

Secara volume, penjualan batu bara PTBA di 2017 mencapai 23,63 juta ton, meningkat 13,9 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 20,75 juta ton. Komposisi penjualan tahun lalu, masih didominasi oleh penjualan domestik sebesar 61 persen, sementara ekspor 39 persen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...