BIN Waspadai Maraknya Isu SARA dan Komunisme Jelang Pilpres

Dimas Jarot Bayu
15 Maret 2018, 05:04
ilustrasi Hoax
Arief Kamaludin|Katadata

Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, menyatakan informasi bohong atau hoaks akan semakin meningkat di media sosial menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Opini publik mulai diarahkan untuk mendukung pasangan calon tertentu dan menurunkan kualitas pilihan lainnya.

Menurut Wawan, informasi yang disebarkan itu berusaha untuk mendorong kelemahan lawan politik. Sebaliknya, kabar lain disiarkan untuk mengangkat kebaikan kelompok sendiri. Di sini akan terjadi black campaign. Karena itu, BIN akan mewaspadai pergerakan tersebut dengan menandai penyebarannya.

(Baca juga: Polisi Tangkap Penyebar Hoaks Isu Teror Ulama dan Kebangkitan PKI)

Adapun isu yang akan diangkat dalam informasi hoaks, kata Wawan, masih seputar kebencian berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Selain itu, isu komunisme bakal digunakan untuk menyerang lawan politik. “Ditambah dari kelemahan lain yang dicari dari lawan politik,” kata Wawan di Hotel Oria, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Mohammad Iqbal mengakui banyak ujaran kebencian, informasi bohong, dan fitnah ditujukan kepada tokoh tertentu selama pesta demokrasi berlangsung. Hal ini terbukti dari terungkapnya kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang diduga menyebarkan informasi bohong dan ujaran kebencian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...