Bulog Salurkan 400 Ribu Ton Beras Hingga Lebaran
Perum Bulog bakal menggelontorkan sebanyak 400 ribu ton beras hingga Lebaran dalam rangka operasi pasar murah. Langkah itu bertujuan untuk menstabilkan harga beras yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan penggelontoran beras sudah dimulai sejak Minggu (18/3). “Stok Bulog berfungsi untuk mengganjal kekurangan produksi terhadap konsumsi,” kata Djarot usai rapat pembahasan kesediaan pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (19/3) malam.
Ia mengungkapkan, stok beras yang tersedia di gudang Bulog saat ini tercatat sebesar 590 ribu ton. Stok beras berpotensi bertambah seiring dengan bergulirnya masa panen raya. Dengan begitu penyaluran beras melalui operasi murah memungkinkan untuk dilakukan. Sejak 2014, penyerapan gabah dan beras oleh Bulog khusus untuk periode Maret hingga Mei selalu berada di atas angka 1 juta ton.
(Baca : Bulog Buka Tender 219 Ribu Ton Beras Impor dari India dan Pakistan)
“Sehingga diharapkan menjelang puasa harga sudah masuk ke harga yang normal,” ujar Djarot.
Selain beras dari hasil produksi dalam negeri, operasi pasar murah akan menyalurkan beras impor dengan patokan HET medium sebesar Rp 9.450. Penyalurannya juga tidak hanya ke pasar namun langsung menyasar konsumen agar harga bisa turun secara perlahan dan stabil.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga rata-rata beras medium kualitas I per 13 Maret 2018 tercatat sebesar Rp 12.000 per kilogram (kg), turun sebesar Rp 250 per kg dari Rp 12.250 per kg pada periode per 13 Februari 2018. Sedangkan untuk harga rata-rata beras medium kualitas II harganya juga tercatat turun Rp 250 per kg, dari Rp 12.100 per kg pada 13 Februari 2018 per kg menjadi Rp 11.850 per kg pada 13 Maret 2018.
Djarot mengungkapkan operasi pasar berupa beras murah, tetapi juga beberapa bahan kebutuhan pokok seperti daging, gula, dan minyak goreng agar lebih efisien. “Kami akan banyak menggunakan outlet yang ada maupun pedagang pengecer dan pedagang besar,” terangnya.
(Baca : Bulog : 281 Ribu Ton Beras Impor Siap Datang Bertahap)
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan selain operasi murah, Bulog juga diminta memaksimalkan perannya dalam hal penyerapan gabah. Bulog ditargetkan menyerap minimal 1,2 juta ton beras dan gabah hingga Juni mendatang untuk menstabilkan harga beras hingga menjelang Lebaran.
Menurut catatan Bulog, realisasi penyerapan hingga 19 Maret 2018 baru mencapai 120.340 ton. Karenanya, panen raya yang berlangsung pada April bisa meningkatkan serapan beras dan gabah Bulog.
Ia pun menjelaskan margin keuntungan yang didapatkan Bulog dari penjualan beras impor tidak menjadi masalah. Pasalnya, dengan harga beli rata-rata US$ 420 per ton, Bulog mendapatkan bisa keuntungan jika kemudian dijual melalui skema HET.
Darmin menjelaskan bahwa keuntungan itu bakal digunakan untuk penyerapan beras dalam negeri. Namun, pengawasan terhadap penjualan dengan HET medium tetap akan dilakukan. “Mereka pasti jual segitu, kami akan ada audit,” tuturnya.