Jelang Lebaran, Persediaan Daging Diprediksi Masih Defisit 46 Ribu Ton
Persediaan daging sapi dan kerbau jelang periode Ramadan dan Lebaran diperkirakan masih kurang sekitar 45,5 ribu ton. Karenanya, guna mengantisipasi melonjaknya pemintaan daging dan menjaga harga tetap stabil, Kementerian Pertanian memberi rekomendasi impor daging.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengungkapkan kebutuhan daging sapi dan kerbau pada Mei dan Juni sebesar 116.471 ton. Sedangkan persediaannya hanya 407.403 ekor, setara dengan 70.888 ton.
“Kita masih defisit 45.583 ton,” kata Ketut di Jakarta, Rabu petang (21/3).
(Baca : Kemendag Terbitkan Izin Impor 36 Ribu Ton Daging Sapi)
Karenanya, dia memberikan rekomendasi impor yang telah disampaikan dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) untuk pengadaan daging dari luar negeri jelang lebaran. Impor tersebut antara lain mencakup daging kerbau, daging sapi, jeroan, dan sapi bakalan yang siap dikirim jelang Lebaran.
Adapun rinciannya, impor akan terdiri dari 178.956 ekor atau 35.612 ton sapi bakalan siap potong, 22.221 ton daging sapi dan 1.264 ton jeroan. Di samping itu, tambahan kuota impor juga akan datang dari Perum Bulog yang akan menyiapkan daging kerbau impor sebanyak 20.048 ton. “Kesimpulannya bisa surplus, dengan catatan minimal realisasi impor daging sapi dan kerbau 80% dari rencana impor April, Mei, dan Juni,” ujar Ketut.
Pasalnya, menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, stok daging sapi kualitas I pada 22 Februari 2018 sebesar Rp 117.400 per kilogram, angkanya pun naik ke Rp 118.100 pada 21 Maret 2018. Sedangkan daging sapi kualitas II pada periode yang sama berada pada posisi Rp 110.000 dan Rp 109.700,.
Sementara itu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga mengatakan dalam Rakortas bahwa pihaknya bakal melakukan intervensi pasar supaya harga daging tidak berada di atas Rp 100 ribu, terutama daging sapi. “Kami diminta untuk menurunkan harga daging,” ujar Enggar.