Kalahkan Uni-Eropa, Pengusaha Optimistis Ekspor Biodiesel Meningkat
Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) optimistis ekspor biodiesel ke Uni-Eropa akan meningkat pada 2018, seiring dengan dimenangkannya gugatan Indonesia di World Trade Organization (WTO) dan Mahkamah Uni-Eropa. Alhasil, tuduhan bea masuk anti-dumping kini dihapus dan tarif ekspor biodiesel kembali normal.
Ketua Umum Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengaku kemenangan pemerintah dan pengusaha melegakan semua pelaku usaha biodiesel. “Saat ini, banyak perusahaan yang kembali menjajaki kemungkinan ekspor biodiesel ke Eropa,” kata Paulus kepada Katadata, Kamis (22/3).
Meski begitu, Aprobi masih akan menghadapi tantangan terkait usulan Resolusi Parlemen Uni-Eropa yang mengeluarkan sawit dari bahan baku minyak nabati untuk biodiesel. Jika itu nanti disepakati oleh Council Uni-Eropa serta Commission Uni-Eropa, ekspor ke sana kemungkinan akan kembali anjlok. “Akan ada potensi hambatan ekspor biodiesel di 2021,” ujar Paulus.
(Baca : Indonesia Menangkan Gugatan Banding Biodiesel dengan Uni Eropa)
Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) juga menyambut baik penghapusan bea masuk anti-dumping Uni-Eropa. Menurut asosias, , biodiesel Indonesia bisa mendapatkan peluang yang besar setelah pasar Eropa kembali memberlakukan tarif normal.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2013–2016 ekspor biodiesel Indonesia ke Uni-Eropa turun sebesar 42,84%, dari US$ 649 juta di 2013 turun menjadi US$ 150 juta pada 2016. Nilai ekspor biodiesel Indonesia ke Uni-Eropa paling rendah terjadi sepanjang periode 2015 yakni sebesar US$ 68 juta.