Kemenkeu Perhitungkan Dampak Pelemahan Rupiah pada APBN

Rizky Alika
26 Maret 2018, 17:59
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Kementerian Keuangan masih menghitung dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah dan parlemen menggunakan asumsi rupiah Rp 13.400 dalam APBN 2018. Namun, nilai tukar rupiah terus melemah sejak akhir Januari lalu hingga kini berada di kisaran 13.700 per dolar AS.   

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan pihaknya masih harus melihat perkembangan di bulan-bulan mendatang untuk mengetahui dampaknya. "Kami menghitung APBN setahun atau 12 bulan. Bulan pertama, bulan kedua masih agak stabil. Ini depresiasi ini kan baru bulan ketiga, tapi kami tidak tahu bulan empat, lima, enam, " ujar dia di Kantornya, Jakarta, Senin (26/3).

(Baca juga: Sri Mulyani Ramal Asumsi Harga Minyak dan Rupiah di APBN 2018 Meleset)

Namun, ia menjelaskan, depresiasi rupiah tidak melulu memberikan dampak negatif terhadap APBN. Di satu sisi, depresiasi rupiah memang bakal menambah pengeluaran pemerintah untuk subsidi energi, belanja dalam dolar, dan pembayaran utang luar negeri. Tapi, di sisi lain, depresiasi rupiah bisa berdampak positif lantaran bakal menyebabkan bertambahnya pendapatan dari ekspor minyak dan gas (migas).

"Kalau secara total, APBN memang dampaknya bisa positif ya depresiasi rupiah. Kenaikan harga, itu efeknya bisa positif ke APBN. Dia bisa menambah sisi pendapatan yang punya dampak valuta asing, yaitu penerimaan migas lumayan valasnya," ucapnya. Alhasil, defisit APBN bisa saja lebih kecil.

Adapun pemerintah dan DPR menyepakati defisit anggaran Rp 325,9 triliun atau 2,19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hingga Februari 2018 lalu, defisit tercatat Rp 48,9 triliun atau 0,33% terhadap PDB.

Mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan di level 13.776 per dolar AS pada Senin (26/3). Kurs rupiah berada di kisaran 13.700 mulai akhir Februari lalu. Bahkan, di pasar spot, kurs rupiah sempat menembus Rp 13.800.

Pelemahan tersebut seiring dengan arus investasi asing dari pasar keuangan di antaranya terkait kenaikan bunga dana AS dan kekhawatiran perang dagang.  (Baca juga: Perang Dagang Dimulai, Bursa Global Berguguran dan IHSG Anjlok 2%)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...