Gencarkan Misi Dagang, Pemerintah Siap Bertolak ke Bangladesh
Pemerintah dan pengusaha Indonesia siap bertolak ke Bangladesh guna melancarkan misi perdagangan pada 26 - 28 April 2018 mendatang. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya penetrasi ke pasar nontradisional di kawasan Asia Selatan.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda menyatakan Bangladesh adalah salah satu pasar nontradisional yang potensial bagi ekspor Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 160 juta jiwa.
“Dengan jumlah peduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, dimana 20-25% merupakan golongan menengah merupakan potensi bagi Indonesia untuk membuka pasar lebih lebar,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (22/4).
(Baca : Misi Dagang ke India, Kemendag Incar Transaksi Rp 28,67 Triliun)
Misi perdagangan ke Bangladesh merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo yang datang ke negara itu pada Januari lalu. Dalam kunjungannya nanti, Kementerian Perdagangan akan membawa serta 46 perusahaan sawit, busana, makanan dan minuman, otomotif, BUMN, jasa, furnitur, dan instansi daerah.
Para pengusaha tersebut sebelumnya juga telah melakukan komunikasi dagang dengan 122 pembeli dari Bangladesh, yang terdiri atas 103 perusahaan importir dan 19 delegasi Bangladesh.
Ditjen PEN juga telah mengagendakan pertemuan penting para pengusaha kedua negara dalam sejumlah kegiatan seperti Business Forum dan Business Matching serta kunjungan ke importir minyak kelapa sawit, Meghna Group of Industries (MGI).
Dengan omzet US$ 2 miliar dan aset US$ 1 miliar, MGI tercatat telah mengoperasikan 32 perusahaan dan 30 industri termasuk pengolahan minyak nabati Tanveer Oil Mills Ltd.