Produksi Beras Masih Minim, Potensi Impor Bertambah Hingga Akhir Tahun

Michael Reily
24 April 2018, 19:57
Beras pangan
Arief Kamaludin|KATADATA
Tumpukan karung stok beras di gudang Bulog

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menilai pemerintah masih memerlukan tambahan impor beras sebesar 1 juta ton hingga akhir tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah itu ditempuh seiring dengan masih minimnya produksi  beras dan gabah yang tercermin dari tingginya harga.

“Sepertinya kita masih harus menambah stok dari luar negeri mencapai 1 juta ton,” katanya kepada Katadata, Selasa (24/4). Dwi menjelaskan, meski panen sudah berlangsung, harga beras di tingkat konsumen masih relatif tinggi. 

Menurut Kajian Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) di 23 kabupaten produsen beras, harga gabah kering panen pada April 2018  terpantau sebesar Rp 4.319 per kilogram. Sementara harga gabah pada April 2017 hanya Rp 3.800 per kilogram. Meski demikian harga itu masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700 per kilogram.

Tak hanya itu, harga rata-rata beras di tingkat konsumen juga masih relatif  tinggi di kisaran Rp 11.750 sampai Rp 11.900 per kilogram, mengacu Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 23 April 2018. Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium telah dipatok pemerintah di kisaran Rp 9.450 per kilogram. 

Meski pasokan beras sepanjang  Mei dan Juni  masih aman, Dwi menjelaskan ada indikasi kenaikan harga setelahnya. Alasannya, panen akan berakhir, sementara sementara kondisi petani belum cukup produktif. “Pengamanan harga pangan mendekati 2019 jadi hal yang penting. Sebab, beras itu menentukan banyak hal,” ujarnya.

Catatan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, ketersediaan beras nasional selama kuartal pertama 2018 adalah 2,8 juta ton pada Januari, 5,4 juta ton pada Februari, dan dan 7,4 juta ton saat Maret. Angka tersebut diperoleh berdasarkan proyeksi luas panen selama Januari 854 ribu hektare, Februari 1,6 juta hektare, dan Maret 2,25 juta hektare.

Awal 2018, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga telah memutuskan untuk melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton.

Kementerian Perdagangan sebelumnya juga telah mengupayakan stabilisasi harga beras lewat Perum Bulog dengan Operasi Pasar. Bahkan, pemrintah juga mulai menggandeng agen BUMN untuk memperluas jangkauan pemasaran beras. Langkah itu dilakukan agar harga jual beras bisa  sesuai HET.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...