Hong Kong Jajaki Investasi Infrastruktur Proyek BRI di Indonesia
Investor dari Hong Kong dan Tiongkok yang tergabung dalam organisasi Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) dan Shanghai Federation of Industry and Commerce menjajaki peluang investasi di Indonesia. Mereka melirik investasi infrastruktur di bawah prakarsa Belt and Road Initiative yang diinisiasi Tiongkok sejak empat tahun lalu.
Chairman HKTDC Vincent HS Lo mengatakan, para pengusaha dari Hong Kong dan Tiongkok menawarkan kerja sama kombinasi antara permodalan, keahlian profesional dan kapabilitas produksi dalam berinvestasi di Indonesia.
“Kami berharap dapat berkolaborasi dengan rekan kerja sama di Indonesia untuk mengubah kesempatan investasi ke dalam kerjasama bisnis yang menguntungkan," kata Vincent di Jakarta, Rabu (25/4).
(Baca juga: ASEAN – Hong Kong Sepakati Perdagangan Bebas dan Investasi)
Para investor melihat peluang berinvestasi dengan tingginya pengembangan infrastruktur di Indonesia. Menurut Chairman Chinese Chamber of Commerce, Hong Kong (CGCC) Jonathan KS Choi, delegasi Hong Kong dan Tiongkok terkesan dengan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang dikerjakan pemerintah Indonesia saat ini.
Choi menyampaikan, dalam delegasi ada sejumlah perwakilan dari berbagai penyedia layanan, mulai dari arsitektur dan keinsinyuran, konstruksi, teknologl Informasi, manajemen proyek dan operasi. sampai hukum dan manajemen resiko. Keahlian mereka, lanjut Choi, dapat berkontribusi untuk proyek pembangunan yang direncanakan.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, investor asal Tiongkok dan Hong Kong dapat mengambil peluang investasi di proyek infrastruktur, mau pun investasi di bidang pariwisata dan kelautan.
Rosan pun meyakinkan jika iklim investasi di Indonesia saat ini jauh lebih baik. Sebab, pemerintah terus mendorong kemudahan investasi melalui berbagai paket kebijakan ekonomi. Ada pula skema insentif pajak, baik tax holiday maupun tax allowance, yang digulirkan bagi para investor untuk menanamkan modalnya.
(Lihat Infografik: Proyek Tiga Provinsi untuk Tiongkok)
Membaiknya iklim investasi ini ditandai dengan naiknya peringkat iklim investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Moody’s Investor Services sebesar 19 level ke posisi 72. “Semoga tahun depan kita bisa sampai di peringkat 40,” kata Rosan.
Bos CT Corp Chairul Tanjung mengatakan terdapat beberapa hal positif yang memberikan peluang bisnis di Indonesia. Dia menyebut populasi Indonesia yang berada pada posisi keempat di dunia dengan total 262 juta orang. Indonesia pun setiap tahunnya mengalami penambahan demografi sebesar empat juta orang.
Chairul mengatakan Indonesia tengah dipenuhi oleh orang kaya baru yang lebih banyak melakukan konsumsi. Selain itu, 60% PDB Indonesia ditopang dari konsumsi domestik.
“Bisa kami sebut ini peluang emas. Jangan sampai lewatkan kesempatan ini karena nanti bisa diambil orang lain,” kata dia.
Hong Kong dan Indonesia merupakan negara-negara yang terhubung dalam Belt and Road Initiative. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM pada 2017, Hong Kong merupakan investor terbesar keempat setelah Singapura, Jepang, dan Tiongkok dengan nilai investasi mencapai US$ 2,1 miliar.