Konsumsi Listrik PLN Kuartal I 2018 Belum Capai Target
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN mencatat realisasi konsumsi listrik selama tiga bulan terakhir belum mencapai target yang telah ditentukan. Salah satu faktornya karena rendahnya konsumsi listrik dari rumah tangga.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman mengatakan konsumsi listrik pada kuartal I 2018 didominasi oleh industri. Adapun konsumsi rumah tangga masih rendah lantaran banyak pemakai listrik rumah tangga yang memakai alat elektronik dengan daya yang lebih rendah.
"Yang paling besar konsumsinya industri. Rumah tangga lebih mengarah energi efisiensi apalagi dengan tarif tidak naik," kata dia di Jakarta, Selasa (24/4).
Kepala Niaga PLN Yuddy Setyo Wicaksono mengatakan pertumbuhan listrik kuartal I 2018 sebesar 3,67%. Capaian itu lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi listrik periode yang sama tahun lalu sebesar 2,88%.
Jika dirinci, selama Januari-Maret 2018 konsumsi listrik yang tercatat di PLN sebesar 55,42 Tera Watt Hour (TWh). Itu terdiri dari konsumsi sektor bisnis sebesar 9,9 TWh, industri sebesar 18,5 TWh, dan rumah tangga sebesar 22,9 TWh.
Menurut Yuddy realisasi konsumsi listrik tiga bulan terakhir itu capaiannya baru 95% dari target konsumsi listrik kuartal I 2018 yang ditetapkan PLN sebesar 58 TWh. Adapun target konsumsi listrik PLN untuk 2018 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) ditetapkan sebesar 239 TWh.
Sementara itu, pada kuartal II tahun ini PLN juga akan menghadapi tantangan. Ini karena memasuki lebaran dan libur panjang. Apalagi ada penambahan cuti dua hari dari pemerintah untuk perayaan lebaran.
(Baca: PLN Kehilangan Pendapatan Rp 10 Triliun Akibat Pencurian Listrik)
Tambahan libur itu akan mempengaruhi konsumsi listrik PLN, apalagi industri juga tidak ada kegiatan. "Ini liburnya dua minggu, konsumsinya kan jadi gak banyak," kata Syofvi.