Pemerintah Melunak Soal Wacana Penghentian Pembelian Pesawat dari UE
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak akan melakukan pengehentian pembelian pesawat dari Uni Eropa sebagai upaya balasan terhadap kebijakan pelarangan impor kelapa sawit di Benua Biru. Sebagai gantinya, pemerintah akan terus bernegosiasi untuk menemukan solusi bagi seluruh pihak.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan akan mengehentikan pembelian komoditas dari Eropa, termasuk pesawat terbang seiring dengan upaya pembatasan masuknya produk berbahan dasar minyak kelapa sawit ke pasar Eropa.
"Kami tidak berencana mengalihkan pembelian pesawat ke Boeing. Melakukan tindakan balasan bukan budaya kami. Negosiasi merupakan solusi yang baik bagi semua pihak," ujarnya di sela kunjungannya di Brussel, Belgia dikutip dari keterangan resmi, Rabu (25/4).
(Baca : Luhut Pimpin Lobi ke Uni Eropa soal Pelarangan Sawit untuk Biodiesel)
Menurut Luhut, tim perunding masih melakukan sejumlah pembicaraan dengan anggota Parlemen dan Komisi Eropa terkait pengesahan rancangan proposal energi yang menghapus penggunaan biodiesel berbahan minyak sawit oleh Uni Eropa pada 2021.
Namun begitu, ia pun mengaku Indoensia terus tersudut dengan berbagai isu sawit yang berkembang di Eropa. Karenanya Indonesia saat ini harus agresif melakukan perundingan dan diplomasi karena selama tersebut masih kurang dilakukan.
"Kita agak terlambat. Beberapa tokoh yang saya temui ternyata kurang memahami kemajuan Indonesia, mereka tidak tahu kemajuan ekonomi, situasi keamanan Indonesia dan bahwa kita sedang mengerjakan isu-isu lingkungan," jelasnya.
(Baca juga: Luhut Siapkan Lobi ke Uni Eropa soal Pelarangan Sawit untuk Biodiesel)
Dia juga menyarankan kepada para mitra kerjasama dari Uni Eropa untuk langsung berkunjung ke Indonesia melihat langsung apa yang terjadi disana sebelum mengambil keputusan.
Selain itu, Luhut mengatakan sejumlah mitra juga meminta agar perundingan I-EU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) bisa segera diselesaikan.
Komisioner EU Karmenu Vella yang membawahi bidang lingkungan mengatakan akan mendorong penyelesaian yang adil untuk semua pihak dan mengatakan tidak meragukan komitmen Indonesia dalam mengatasi berbagai isu lingkungan hidup dan memberantas illegal fishing , di samping meminta Indonesia ikut mempercepat penyelesaian perundingan perjajian dagang IEU-CEPA.
Dalam pertemuan tertutup tersebut Komisioner Eropa untuk Kemaritiman dan Perikanan Karmenu Vella menyetujui ajakan Menko Luhut untuk datang ke Indonesia.
Selain Komisioner Vella, Menko Luhut melakukan dengar pendapat dengan anggota Parlemen Eropa Sean Kelly. Berapa poin yang dibahas antara lain mengenai upaya Indonesia menjaga masalah lingkungan tentangan rencana penghapusan penggunaan minyak sawit rancangan proposal energi dengan menghapus minyak sawit (crude plam oil/CPO) sebagai bahan dasar bahan bakar berkelanjutan (biofuel) pada 2021.
"Keputusan tentang pembatasan biofuel sawit ini masih lama dan ini bukan ban karena hal itu tidak boleh dilakukan dan bertentangan dengan prinsip WTO. Kami berharap Indonesia bisa memperbaiki kekurangannya. Kami juga berharap Indonesia segera melakukan finalisasi I-EU-CEPA," ujarnya Kelly.
Indonesia dan Uni Eropa juga terus melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan untuk mencapai perjanjian yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Pada tahun lalu, Uni Eropa merupakan tujuan ekspor terbesar ke-6 dan Indonesia dengan nilai ekspor sebesar US$ 16,2 miliar. Total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai US$ 27,4 miliar.
Menko Luhut dalam penjelasannya kepada mitra dialog mengungkapkan peran industri kelapa sawit yang mampu mengangkat 10 juta orang dari garis kemiskinan, menurut studi Universitas Stanford per 2016.