Kemenhub dan Pengusaha Cari Cara Efisiensikan Pelabuhan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan akan terus mencari cara untuk dapat mengefisiensikan proses pengiriman barang di pelabuhan. Ini merupakan salah satu langkah pemerintah memberi kemudahan kepada pengusaha agar dapat meningkatkan ekspor barang ke luar negeri.
Beberapa langkah telah dilakukan pemerintah untuk mengefisiensikan proses dan biaya pengiriman barang ke luar negeri. Salah satunya dengan penerapan InaPortnet atau aplikasi layanan kapal dan barang secara online. Kemenhub juga siap menempatkan Sumber Daya Manusia paling andal yang mengurus logistik dan izin online terkait barang.
"Banyak yang bisa dilakukan baik internal maupun eksternal," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam suatu acara diskusi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/5). (Baca: Upaya Kemenhub Optimalkan Logistik Jalur Laut)
Dia mengatakan Kemenhub akan bekerjasama dengan pemangku kebijakan lain untuk memetakan prioritas ekspor nasional. Caranya dengan mengetahui arus barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan tujuan di penjuru dunia. Dengan begitu, Kemenhub dapat mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan proses ekspor barang.
Saat ini Kemenhub tengah melakukan kajian dan riset mengenai hal ini. Misalnya, jika ternyata banyak barang ekspor yang dikirim dari Pelabuhan Semarang ke pelabuhan di suatu negara, maka pemerintah akan membuka ekspor langsung dari pelabuhan tersebut ke negara yang dituju.
Dia mengungkapkan selama ini mayoritas barang ekspor asal Indonesia akan transit terlebih dahulu di Singapura sebelum dikirimkan ke negara tujuan. Oleh sebab itu dirinya akan berbicara dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita agar membuka kemungkinan konsolidasi barang ekspor di satu titik. Misalnya, dengan menyediakan kapal besar yang dapat mengangkut produk langsung ke tujuan.
"Saya yakin efisiensi dapat tercapai, terutama untuk kelapa sawit dan pulp (bahan baku kertas)," kata dia. (Baca: Layanan Ekspor Langsung Pelindo IV Tekan Biaya Logistik 50%)
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Saptono R. Irianto mengatakan penggunaan teknologi informasi jadi jurus operator pelabuhan tersebut untuk memacu kemudahan ekspor. Selain InaPortnet, ada pula pelayanan elektronik e-registration, e-booking, e-tracking and tracing, e-payment, e-billing, dan e-care.
Pelindo II mencatat keseluruhan arus barang tahun lalu naik 5,5 persen dari 2016 yakni mencapai 57 juta ton. "Kami juga telah berhasil menurunkan dwelling time (waktu tunggu bongkar muat barang) menjadi di bawah 3 hari," kata dia.
Sementara Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan langkah-langkah ini akan mendukung pelabuhan khususnya Tanjung Priok menjadi hub utama Indonesia. Selain itu kemudahan yang terus menerus dilakukan akan menstimulasi para eksportir baru.
"Ini akan kami lakukan terus menerus agar ekspor lebih besar dari impor," kata dia. (Baca: Tanjung Priok Akan Jadi Pelabuhan Transhipment Terbesar di Asia)