Kemenperin Kembali Revisi Rancangan Perpres Mobil Listrik
Kementerian Perindustrian kembali mengkaji rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang mobil listrik. Hal itu untuk mengkalkulasi kesiapan industri otomotif dengan Road Map Industry 4.0.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan industri otomotif diharapkan menjadi sektor pemimpin untuk Internal Combustion Engine (ICE) dan Electric Vehicle (EV). “Kami akan melihat dampak lingkungan dan sosial, serta keberlanjutan industri,” kata Harjanto di Jakarta, Jumat (18/5).
Menurutnya, kesiapan industri menjadi modal penting supaya perkembangannya bisa berjalan sesuai dengan peta jalan dan aturan tersebut. Rencananya, pengembangan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tren global. (Baca: Pemerintah Gandeng Mitsubishi untuk Riset Pengembangan Mobil Listrik).
Targetnya, penggunaan mobil listrik di 2025 mencapai 20 persen. Jika kebutuhannya tinggi, penyesuaian akan dilakukan. Selain itu tergantung kapasitas industri otomotif dalam negeri.
Industri komponen baterai juga harus disiapkan karena menjadi komoditas utama dalam mobil listrik. Saat ini, Kementerian Perindustrian tengah menjalankan proyek percobaan untuk penggunaan baterai yang bisa dibongkar-pasang pada motor listrik di Bandung, Jawa Barat.
Masyarakat pun bisa menggunakan kendaraan listrik yang penggunaannya mudah. Selain itu, kesiapan infrastruktur menjadi salah satu yang dikaji ulang. Menurut Harjanto, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga melakukan pengembangan. (Baca juga: Jokowi Sebut Mobil Listrik Akan Menciutkan 90% Industri Otomotif).
Revisi yang terus dilakukan ini salah satunya terkait pemberian insentif terhadap perusahaan otomotif yang melakukan inovasi. Misalnya, insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM). “Semakin hemat akan semakin besar insentifnya,” kata Harjanto.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan telah melaporkan kegiatan industri kepada pemerintah. Selain pengembangan ekspor, Warih juga menyertakan laporan kesiapan dalam pembangunan mobil listrik.
TMMIN bakal terus membantu Kementerian Perindustrian untuk pengembangan industri otomotif, terutama mobil listrik. “Kami akan terus memperkenalkan ke masyarakat,” kata Warih.