Kenaikan Bunga Acuan BI Bisa Membuat Pelaku Pasar Beralih ke Obligasi

Image title
18 Mei 2018, 11:51
IHSG DITUTUP MENGUAT 18,69 POIN
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Bank Indonesia resmi menaikan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate 25 basis poin menjadi 4,5 persen pada Kamis (17/5). Analis memprediksi hal ini akan berdampak pada keputusan pelaku pasar melepas saham dan beralih ke obligasi.

Analis Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan kecenderungan pelaku pasar saham ini bisa terjadi karena biaya pendanaan (cost of fund) di pasar saham meningkat. "Berarti korporasi kan cost of fund-nya meningkat, kemungkinan labanya bisa turun," kata Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee kepada Katadata.co.id pada Kamis (17/5).

Dari sisi investor, naiknya suku bunga acuan, akan berpikir hal yang sama. Mereka tentu akan mencari keuntungan yang lebih tinggi dengan beralih ke pasar obligasi. Alasannya, keuntungan (yield) di pasar obligasi lebih tinggi. (Baca: Bunga Acuan Naik, Darmin Minta Bank Tak Cepat Kerek Bunga Kredit)

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji sependapat. Dia mengatakan perpindahan pelaku pasar ini merupakan efek jangka panjang yang membuat adanya pergeseran yield obligasi ke yield lebih tinggi. "Saya melihat ini sebagai bentuk intervensi terhadap rupiah. Hari ini rupiah dah menguat 0,29%," katanya Katadata.co.id.

Meski begitu, kata dia, obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) 10th teasury, memperpanjang kenaikanan yield-nya hingga 3,1 persen. Kondisi ini akan membuat pelemahan di beberapa mata uang terhadap mata uang dolar.

Hans Kwee berpendapat sama. Jika yield obligasi di AS lebih bagus, maka dipastikan nilai tukar rupiah akan tertekan. "Makanya, BI intervensi pasar bond untuk stabilitas," katanya. (Baca: Ketidakpastian Global Meningkat, BI Kerek Bunga Acuan 0,25% Jadi 4,5%)

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan tidak ditujukan untuk persaingan yield obligasi Indonesia dengan obligasi AS. Ini  lebih ditujukan untuk menahan supaya dana tidak keluar dari pasar Indonesia, dengan harapan bisa meredam gejolak nilai tukar rupiah.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...