Antisipasi Laju Ekonomi, Investor Diduga Pilih Tunai, IHSG Anjlok
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 0,92% ke level 5.955 pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (31/5). Penurunan terjadi setelah sehari sebelumnya Bank Indonesia (BI) mengerek kembali bunga acuan BI 7 Days Repo Rate sebesar 0,25% ke level 4,75% melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan.
Managing Director Head of Equity Capital Markets PT Samuel International Harry Su berpendapat pelaku pasar mengantisipasi pelemahan laju ekonomi imbas kenaikan BI 7 Days Repo Rate. Maka itu, terjadi aksi jual saham.
“Dengan naiknya suku bunga, pertumbuhan akan lebih slow (lambat) dan market harus adjust (menyesuaikan) untuk itu,” kata Harry kepada Katadata.co.id, Kamis (31/5). Menurut dia, sementara ini, para pelaku pasar memilih memegang uang tunai (cash).
(Baca juga: Arus Keluar Dana Asing Tekan Rupiah, BI Kerek Bunga Acuan Jadi 4,75%)
Seiring kondisi tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami penguatan sejak Kamis (24/5). Penguatan terjadi meskipun indeks dolar AS tercatat masi kuat.
Pada perdagangan di pasar spot Kamis (31/5) siang, nilai tukar rupiah tercatat berada di level 13.890 atau menguat 0,74% dibandingkan hari sebelumnya. Dengan demikian penguatan telah mencapai total 2,24% sejak Kamis (24/5).
Di sisi lain, Harry menilai faktor eksternal masih akan mempengaruhi pergerakan dana asing di pasar saham negara-negara ekonomi berkembang, termasuk Indonesia. “Saya rasa MSCI rebalancing masih belum selesai,” ujarnya.
(Baca juga: Tekan Spekulasi di Pasar, Perry Percepat Umumkan Bunga Acuan BI)
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai penurunan IHSG lebih dipengaruhi faktor eksternal, di antaranya kisruh politik di Italia. “Sentimen dari global lebih mendominasi sehingga pelaku pasar cenderung profit taking,” kata dia.
Adapun soal faktor internal yakni antisipasi pelemahan laju ekonomi, Reza meyakini BI sudah mempertimbangkan kenaikan bunga acuan. “Tentunya ada maksud dimana supaya rupiah bisa menguat dulu supaya bisa menggerakan ekonomi,” ujarnya.
(Baca juga: Menkeu dan Gubernur BI Lihat Kemungkinan Target Ekonomi Meleset)
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga menilai penurunan IHSG saat ini terjadi lantaran aksi ambil untung (profit taking). “Mengingat sebelumnya IHSG telah mendapatkan sentimen positif dari penetapan kenaikan BI 7 Days Repo Rate,” kata dia.
Adapun saat berita ini ditulis, mayoritas indeks saham di bursa Asia tercatat menguat. Sedangkan IHSG tercatat memimpin pelemahan di antara sedikit indeks Asia lainnya yang melemah seperti Thai Set 50 indeks dan PSEi – Philippine SE IDX yang turun 0,03%.