Terpilih Sebagai DK-PBB, Ini Fokus RI dalam Peningkatan Keamanan
Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) periode 2019-2020 dalam pemilihan tertutup yang dilakukan oleh di Markas Umum PBB, Amerika Serikat (AS). Sebagai wakil Asia dan Pasifik, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut akan berfokus terhadap sejumlah isu perdamaian dalam perumusan kebijakan keamanan internasional.
“Global partnership yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan dan stabilitas akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030,” kata Retno dalam keterangan resmi dari New York, AS.
Retno juga menjelaskan ada empat langkah yang akan menjadi fokus Indonesia dalam mendorong peningkatan keamanan internasional.
Pertama, terkait penguatan ekosistem perdamaian dan stabilitas global. Rencananya, Indonesia akan mendorong budaya dialog agar penyelesaian konflik dapat selalu dilakukan secara damai. Kedua, peningkatan sinergi antara organisasi kawasan dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian, serta optimalisasi peran perempuan.
Ketiga, pendekatan komprehensif global untuk melawan terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme. Terakhir, kemitraan global agar tercapai sinergi antara penciptaan perdamaian dan kegiatan pembangunan berkelanjutan.
Retno juga menekankan isu Palestina akan menjadi perhatian Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap DK-PBB. Selain itu, Indonesia juga akan mengajak semua pihak untuk bekerja lebih efisien, efektif, dan akuntabel dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan dan perdamaian global.
Mulai 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020 mendatang, Indonesia akan menjadi bagian dari proses perumusan kebijakan di dalam DK-PBB. Alhasil, Indonesia memiliki peran dan tugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Rekam jejak diplomasi serta kontribusi Indonesia bagi perdamaian, kemanusiaan dan, kesejahteraan di kawasan dan global menjadi pertimbangan utama PBB dalam memilih Indonesia sebagai DK PBB. “Ini merupakan kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia dan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa, khususnya para Diplomat Indonesia,” ujar Retno.
Pencalonan dan kampanye Indonesia untuk DK PBB telah dimulai pada tahun 2016. Berdasarkan historisnya, Indonesia sebelumnya pernah menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
Sebanyak 144 suara dari total 190 anggota yang hadir memberikan dukungannya kepada Indonesia untuk mewakili kawasan Asia dan Pasifik. Indonesia mengalahkan Maladewa yang memperoleh 46 suara, untuk mewakili kawasan Asia dan Pasifik di DK-PBB, menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaannya berakhir pada Desember 2018.
Selain Indonesia, negara-negara lain yang juga terpilih menjadi anggota DK-PBB periode 2019-2020 adalah Jerman dan Belgia (Eropa Barat); Republik Dominika (Amerika Latin dan Karibia); dan Afrika Selatan (Afrika). Kelima negara tersebut akan bergabung dengan 5 negara anggota tetap DK-PBB (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Tiongkok, dan Rusia) serta 5 negara anggota tidak tetap (Pantai Gading, Guinea Ekuatorial, Kuwait, Peru dan Polandia).