Intelijen Terbuka Intai Gerakan Radikalisme di Kampus

Dimas Jarot Bayu
12 Juni 2018, 08:00
Ilustrasi Radikalisme
Antara

Paham radikalisme yang kerap menyebarkan intoleransi dalam beragama dan bernegara sudah menyebar ke sejumlah lembaga pendidikan tinggi. Karena itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mendorong intelijen dari kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) masuk kampus untuk mengantisipasi penyebaran paham radikalisme tersebut.

Menurut Bambang, sudah banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa paham radikalisme sudah masuk ke institusi pendidikan. Salah satunya berasal dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta pada 2017.

(Baca juga: Imam Besar Al-Azhar dan Jokowi Kampanyekan Islam yang Penuh Toleransi).

Untuk itu, Bambang mendorong Komisi III DPR yang membidangi keamanan melakukan pendalaman dengan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian untuk menggerakkan intelijennya. “Saya juga akan dorong Komisi I (terkait pertahanan dan intelijen) menggerakan BIN menyebar ke kampus, apakah informasi itu benar adanya atau hanya isapan jempol,” kata Bambang di Jakarta, Senin (11/6).

Penelitian bertajuk “Enhancing the Role of Religious Education in Countering Violent Extremism in Indonesia” yang dibuat PPIM UIN Jakarta itu menjelaskan fenomena paham keagamaan ekslusif dan cenderung radikal masuk ke dunia pendidikan. Para penganut pandangan ini berusaha menjadikan akademisi, termasuk di mahasiswa, dosen, dan pegawai, menjadi target utama.

(Baca pula: Jadi Alat Penyebaran Radikalisme, Telegram Diblokir Kominfo).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...