Menteri Enggar: Harga Ayam Tinggi Jelang Lebaran Bukan karena Ditimbun

Dimas Jarot Bayu
23 Juni 2018, 11:00
Peternakan Ayam
Antara
Permintaan daging ayam terus meningkat

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, harga daging ayam selama puasa dan Lebaran lalu meningkat akibat kurangnya pasokan dari peternak ke pedagang. Ia pun menepis dugaan adanya praktik penimbunan sehingga harga ayam naik. 

Harga daging ayam ras ketika puasa dan Lebaran 2018 sempat melonjak tinggi. Mengacu data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, per 14 Juni 2018, harga rata-rata satu kilogram (kg) daging ayam ras mencapai Rp 42.550. Sementara di akhir Mei 2018, harga ayam juga sempat menyentuh Rp 45.000 per kilogram.

Advertisement

"Itu kami harus akui yang kemudian kami minta kepada integrator dan juga para peternak-peternak mandiri yang besar untuk melakukan operasi dan mengeluarkan seluruh stok," kata Enggar di kantornya.

Enggar menilai tak mungkin ada penimbunan. Peternak akan merugi jika melakukan hal tersebut. Sebab,  ayam-ayam yang ditimbun harus diberikan makan agar tetap hidup agar nantinya dapat dijual  dalam kondisi segar ke pasar.

(Baca : Harga Ayam Diprediksi Kembali Normal Pekan Depan)

"Jadi kalau disimpan, pasti peternaknya rugi. Jadi bukan karena alasan penimbunan," kata Enggar.

Meski sudah relatif menurun, harga daging ayam ras masih cukup mahal. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, per 22 Juni 2018, harga rata-rata daging ayam ras  terpantau mencapai Rp 38.750 per kg. 

Enggar mengatakan, pihaknya akan terus menstabilkan harga daging ayam. "Kami lakukan beberapa operasi pasar. Dengan dilakukannya operasi pasar, harga tidak melonjak lebih tinggi," katanya.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement