Pertamina Pakai Teknologi yang Sama dengan Chevron di Blok Rokan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerima proposal PT Pertamina (Persero) tentang alih kelola Blok Rokan di Riau. Dalam proposal itu Pertamina juga mengungkapkan teknologi yang digunakan untuk memproduksi minyak.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan teknologi yang digunakan perusahaan pelat merah itu tidak berbeda dengan Chevron. "Baru aja masuk (proposal Pertamina), saya sudah disposisi. Teknologinya kayanya sama," kata dia Rabu, (4/7).
Adapun Chevron menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) di Rokan seperti injeksi air (waterflood), injeksi uap (steamflood). Teknologi ini pun sudah diuji cobakan di Lapangan Minas.
Menurut Djoko, jika Pertamina tidak menggunakan teknologi EOR skala penuh (full scale), produksi tidak maksimal. “Kalau tidak full scale ya tak bisa produksi,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Kamis (5/7).
Djoko pernah mengatakan teknologi EOR bisa meningkatkan produksi minyak Blok Rokan dua kali lipat menjadi 500 ribu barel per hari (bph). Hingga Mei 2018, produksi produksinya 212.316 bph.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam belum bisa mempublikasikan isi proposal tersebut. Namun, usulan yang ada di proposal mempertimbangkan kondisi lapangan yang ada di Blok Rokan. "Untuk saat ini saya belum bisa share apa isi proposal kami," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (4/7).
Sementara itu, Kementerian ESDM memberi batas waktu kepada Chevron untuk mengajukan proposal resmi perpanjangan Blok Rokan pekan ini. Tujuannya agar bisa cepat diproses. Apalagi kontrak berakhir tahun 2021.
(Baca: Di Tenggat Pekan Ini, Chevron Masih Bahas Proposal Kontrak Blok Rokan)
Djoko mengatakan Chevron selama ini baru melakukan presentasi ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terkait pengeloaan Blok Rokan ke depan. “Proposal resmi kami minta dalam pekan ini lah," kata dia.