Target Investasi Hulu Migas Tahun Ini Diprediksi Tak Tercapai
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi target investasi tahun ini tak akan tercapai. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan pendanaan dari kontraktor.
Dari catatan SKK Migas, investasi sektor hulu migas sejak awal Januari hingga Juni 2018 mencapai US$ 3,9 miliar atau setara Rp 55,7 triliun. Padahal targetnya US$ 14,2 miliar. Namun, menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi target itu tidak akan tercapai, hanya 78% dari target.
Salah penyebab tidak tercapai adalah kemampuan keuangan kontraktor. “Karena yang punya duit kan Kontraktor Kontrak Kerja Samanya. Terus kontraktor didukung financial institution,” kata dia di Jakarta, Jumat (6/7).
Penyebab lainnya adalah beberapa gangguan untuk menjalankan proyek seperti perizinan dan lahan. Alhasil, beberapa proyek mundur. Salah satunya adalah Proyek Lapangan MDA dan MBH yang dikelola Husky CNOOC Madura Limited (HCML).
Proyek MDA dan MBH ini awalnya sudah disetujui dengan menyewa kapal Floating Processing Unit sebagai fasilitas produksi. Kemudian, mereka melakukan tender. Tender pertama gagal.
“Waktu itu saya perintahkan ulang karena ada prosedur salah. Di samping itu kapalnya sudah ada izin. Saya kan enggak mau. Saya maunya bangun kapal di Indonesia. Ini kan jadi mundur,” ujar Amien.
Alhasil, mereka melakukan tender ulang. Akhirnya ada konsorsium yang terpilih sebagai pemenang, tapi di tengah jalan salah satu anggota konsorsium tidak bisa lanjut. Lalu, proyek itu diberikan ke pemenang tender kedua.
