Kinerja Blok Mahakam Jadi Alarm Pemerintah Putuskan Alih Kelola

Anggita Rezki Amelia
9 Juli 2018, 13:32
Ambil Alih Lapangan Migas Blok Mahakam
Arief Kamaludin|KATADATA
Pekerja sedang beraktifitas pada North Processing Unit (NPU) wilayah kerja Blok Mahakam di Kutai Kartanegara, Minggu (31/12).

Blok Mahakam mendapat sorotan karena kinerja selama Semester I tahun 2018 berada di bawah target. Padahal produksi blok ini diharapkan bisa meningkat setelah diserahkan kepada PT Pertamina (Persero) ketika kontraknya berakhir 31 Desember 2017 lalu.

Dosen Pengajar Univesitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan Pertamina tak bisa memenuhi syarat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ketika menyerahkan blok itu dari Total E&P Indonesie ke Pertamina, yakni meningkatkan produksi dan menurunkan biaya. "Kalau Pertamina tak berhasil mencapai kedua syarat itu, berarti mereka gagal mengelola blok terminasi," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (9/7).

Menurut Fahmy Radhi, jika memang Pertamina gagal memenuhi target itu, Kementerian ESDM harus mempertimbangkan hal lain dalam memutuskan nasib blok yang kontraknya akan berakhir. Pemerintah harus memberikan peluang kepada kontraktor eksisting, jika mereka mampu menaikkan lifting dan lebih efisien.

Dalam periode 2020 hingga 2026 ada 18 blok migas yang akan berakhir kontraknya. Salah satunya adalah Rokan yang diperebutkan Chevron Indonesia sebagai kontraktor eksisting dan Pertamina. “Kalau benar Pertamina gagal, maka blok terminasi yang akan berakhir, termasuk Rokan, tidak harus diberikan pengelolaan kepada Pertamina,” ujar Fahmy.

Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lifting minyak PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) hanya mencapai 46.376 bph selama enam bulan terakhir. Padahal targetnya di APBN 2018 sebesar 48.271 bph.

Tak hanya minyak, lifting gas PHM juga gagal mencapai target. Capaiannya 916 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau 83,3 persen dari target 1.100 mmscfd.

Jika berkaca ke tahun lalu, capaian lifting minyak blok Mahakam saat masih dikelola Total E&P Indonesia sempat tembus sebesar 52 ribu bph, meskipun tidak juga mencapai target yang ditetapkan 54 ribu bph. Begitu juga dengan lifting gas Blok Mahakam tahun lalu mencapai 1.255 mmscfd dari target yang dipatok sebesar 1.298 mmscfd.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...