Menhub Akan Minta Pertamina Turunkan Harga Avtur
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku akan berbicara dengan PT. Pertamina (Persero) untuk membuka kemungkinan menurunkan harga avtur. Ini lantaran harga avtur di Indonesia dianggap masih terlampau mahal apabila dibandingkan negara lain.
Hal ini dikatakan Budi merespons hasil rapat di Istana Bogor kemarin tentang insentif bagi maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC). Selain memperluas operasional, langkah lainnya adalah menurunkan biaya bahan bakar agar maskapai murah semakin banyak yang menerbangi Indonesia.
"Kami akan bicarakan soal avtur dengan Pertamina yang harganya 20 persen lebih mahal dari internasional," kata Budi di Jakarta, Selasa (9/7). (Baca: Garuda Usulkan Kenaikan Tarif Penerbangan)
Konsep insentif yang akan diberikan kepada industri penerbangan juga sudah dibahas bersama Indonesia National Air Carriers Association (Inaca). Saat ini Kementerian Perhubungan sedang mengkaji kebijakan lain mengenai tarif maskapai penerbangan murah.
Sayangnya, budi masih belum mau menjelaskan secara detail mengenai insentif apa yang akan diberikan, lantaran masih menghitung dampaknya terhadap industri. "Operator juga harus efisien, sehingga dapat menentukan (rentang tarif) batas bawah," kata dia.
(Baca: Kemenhub Ancam Cabut Izin Rute Maskapai jika Harga Tiket di Luar Batas)
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso menjelaskan Kemenhub telah mengeluarkan kebijakan baru untuk membuat harga avtur kompetitif. Caranya, dengan membuka kesempatan pihak swasta masuk dan menyalurkan bahan bakar pesawat tersebut di bandara yang baru dibangun. Untuk bandara lama tetap dipegang oleh penyalur yang sudah ada, yakni Pertamina.
Selain itu, Kementerian Perhubungan juga akan menyiapkan landasan pacu bandara sesuai standar pesawat berbadan lebar (wide body) pada beberapa bandara internasional. Tujuannya agar pesawat berukuran jumbo semakin banyak yang masuk ke Indonesia dengan membawa wisatawan.
"2.600 meter untuk pesawat Boeing 777 dam 3.000 meter untuk pesawat Airbus A-330," ujarnya.