Perang Dagang Belum Mengganggu Kinerja Sektor Otomotif
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok belum berdampak terhadap kinerja sektor otomotif, baik dari sisi produksi maupun ekspor kendaraan.
Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi mengatakan, produsen kendaraan saat ini tak memiliki ketergangan impor bahan baku maupun komponen dari Amerika Serikat (AS).
"Perang dagang tidak ada pengaruhnya, kita tidak main dari AS,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi di Jakarta, Selasa (10/7).
(Baca : Penguatan Dolar Mengerek Harga Jual Mobil Hingga 7%)
Menurutnya, sejak perang dagang AS-Tiongkok bergulir, perkembangan ekspor otomotif Indonesia masih relatif baik dengan angka pertumbuhan sebesar 16% hingga 18%. Berdasarkan data Gaikindo, ekspor mobil sepanjang Januari-Mei 2018 mencapai 95.820 unit.
"Ekspor kendaraan masih terus bertumbuh di tengah ketidakpastian perdagangan global," ujarnya.
Yohanes menuturkan minat serta permintaan dari negara importir masih tinggi. Karena itu dia optimistis ekspor mobil tahun ini mampu menebus angka 250 ribu atau mungkin lebih.
Dia pun berharap gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 bisa memancing minat pembeli luar. Sebab, informasi agenda pameran otomotif tahunan yang dikuti produsen industri otomotif dan industri pendukung tersebut biasanya telah tersebar hingga luar negeri. Sehingga hal itu membuka peluang kunjungan pelaku usaha dari negara importir seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand ke Indonesia.
Ekspor ke Vietnam
Kendati ekspor kendaraan produksi Indonesia masih cukup prospektif di sejumlah negara kawasan seperti Timur Tengah dan Asean, namun Indonesia tetap masih menemui hambatan, salah satunya terkait pengetatan ekspor mobil ke Vietnam.
Yohanes mengatakan kebijakan otoritas pemerintah tersebut dinilai memberatkan. Otoritas Vietnam mengadakan uji coba 3 ribu kilometer untuk beberapa unit kendaraan per pengiriman. Jika tidak sesuai dengan persyaratan, pengiriman pun akan dikirim kembali ke Indonesia. Alhasil ekspor kendaraan ke negara terebut hingga saat ini masih nihil.
“Risikonya berat,” ujar Nangoi.
(Baca : aikindo: Indonesia Perlu Kembangkan Baterai untuk Mobil Listrik)
Dia pun telah menyampaikan kritiknya terhadap otoritas Vietnam ke pemerintah. Gaikindo juga meminta langkah nyata pemerintah agar ekspor ke Vietnam kembali normal. sebab, Vietnam merupakan salah satu pasar ekspor kendaraan Indonesia. Per tahun, ekspor ke negara tersebut bisa mencapai 40 ribu unit kendaraan.
Direktur Pengamanan Perdagangan, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Pradnyawati pun menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai langkah diplomasi.
(Baca juga: Jokowi Sebut Mobil Listrik Akan Menciutkan 90% Industri Otomotif)
Namun, untuk pelaporan ke World Trade Organization (WTO) untuk mengatasi kendala ekspor ke Vietnam memang belum dilakukan.
“Belum ada rencana. Kita masih tetap wait and see karea ekspor ke Vienam baru akan direalisasikan Agustus. Namun implementasi pengiriman akan kita pantau secara cermat," katanya.
Menurutnya, jika nantinya terdapat penyimpangan di lapangan, pihaknya akan segera berkoordinasi lagi dengan Otoritas Vietnam.