Jokowi Kantongi Lima Cawapres, Prabowo Timbang Delapan Kandidat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan daftar calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019 sudah mengerucut menjadi lima dari sepuluh orang. Sementara itu, penantangnya, Ketua Umum Prabowo Subianto dalam tahap menyeleksi delapan cawapres.
Jokowi mengatakan proses seleksi cawapres tersebut melibatkan para partai politik pengusung. Dia akan mengumumkan paling tidak dalam rentang seminggu hingga tiga minggu mendatang atau menjelang pendaftaran capres-cawapres pada 4-10 Agustus 2018.
"Biar matang dulu, nanti kami akan sampaikan pada waktu yang tepat," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/7). (Baca juga: Golkar Klaim Tak Terlibat Usulan Cawapres Jokowi dari Megawati)
Jokowi masih enggan menyebutkan nama-nama yang masuk daftar cawapres. Namun, dia menyatakan calon tersebut bisa saja berasal dari partai atau non-partai. Selain itu latar belakang cawapres dapat berasal dari profesional hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
"Ini baru proses digodok. Airnya masih nunggu panas sampai mendidih biar segera matang," kata Jokowi.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Katadata.co.id, terdapat beberapa nama yang masuk daftar pendek cawapres Jokowi di antaranya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang, dan Ketua Partai Golkar Airlangga Hartato.
(Baca juga: Cak Imin Disebut Tak Masuk Daftar Cawapres Jokowi, Apa Langkah PKB?)
Adapun Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto telah mengerucutkan delapan nama yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019. Ketua DPP Gerindra Riza Patria mengatakan kedelapan nama yang sedang dipertimbangkan tersebut, yakni eks Gubernur Jawa Barat sekaligus politisi PKS Ahmad Heryawan, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Kemudian, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Lalu, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, serta bos CT Corp Chairul Tanjung.
"Ini nama yang sedang kami rundingkan bersama," kata Riza.
Menurut Riza, masing-masing kandidat cawapres memiliki prestasi dan kelebihan tersendiri dan akan dibahas bersama partai-partai koalisi.
(Baca juga: Kans TGB, Moeldoko & Anies di Bursa Cawapres Jokowi)
Riza mengatakan, Gerindra tak bisa memutuskan sendiri cawapres yang akan mendampingi Prabowo. Perlu ada masukan dan dukungan dari seluruh partai koalisi yang ada.
Dia optimistis jika Gerindra akan mampu berkoalisi dengan partai-partai yang belum menyatakan dukungan kepada Jokowi dalam Pilpres 2019. Selain Gerindra, masih ada PKS, PAN, PKB, dan Demokrat.
Pengumuman pasangan cawapres Jokowi dan Prabowo ditunggu partai yang hendak membentuk poros ketiga. Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyebut cawapres kedua kandidat tersebut merupakan faktor "game changer" atau pengubah keadaan.
"Penglihatan saya sebagai veteran, saya kan veteran capres, memang yang mengubah keadaan itu ketika pak Jokowi, pak Prabowo, mengumumkan cawapres. Itu akan menjadi 'game changer'," kata SBY kepada wartawan, Selasa (10/7) dikutip dari Antaranews.
(Baca juga: AHY Diajukan Jadi Cawapres Prabowo bila Demokrat-Gerindra Berkoalisi)
SBY memperkirakan kedua tokoh tersebut akan mengumumkan pasangan cawapres menjelang masa terakhir pendaftaran. "Mungkin 9-10 Agustus puncaknya. Bisa beliau baru umumkan saat 9 Agustus yang berarti 24 jam kali dua (sebelum pendaftaran ditutup)," kata SBY.
SBY menyatakan Demokrat akan siap dalam menetapkan pilihan sebelum masa pendaftaran ditutup KPU. "Segenting apapun, se-chaos apapun nanti pada tanggal 9-10 Agustus, Insya Allah Demokrat akan bisa menetapkan pilihan yang kami anggap paling tepat," kata dia.