Badan Energi Internasional Peringatkan Bahaya Subsidi BBM ke APBN

Anggita Rezki Amelia
16 Juli 2018, 16:57
BBM
Arief Kamaludin|KATADATA

International Energy Agency (IEA), meminta pemerintah berhati-hati ketika memutuskan kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Alasannya subsidi BBM bisa memberatkan keuangan negara. Apalagi harga minyak dunia sedang naik.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan jika pemerintah tidak memberikan subsidi di tengah harga minyak naik, konsumen akan terpukul karena harus membayar BBM lebih mahal. Di sisi lain, pemberian subsidi dapat memberikan tekanan bagi keuangan negara. “Setiap subsidi harus ditargetkan secara hati-hati," kata Fatih di Jakarta, Senin (16/7).

Selama ini, subsidi BBM di beberapa negara di Asia Tenggara (Association of South East Nations/ASEAN) cenderung lebih tinggi daripada Eropa. Dari data yang Fatih paparkan, tahun lalu subsidi energi di ASEAN mencapai US$ 200 miliar. Ini sedikit meningkat dibandingkan tahun 2016 yang masih dibawah US$ 200 miliar.

Menurut Fatih, masyarakat miskin memang masih membutuhkan subsidi. Namun, pemerintah Indonesia perlu mendesain mengenai skema pemberian subsidi.

Subsidi itu harus tepat sasaran untuk rakyat miskin. “Itu perlu didesain case by case. Harus sesuai target mengingat harga minyak dunia masih volatile,” ujar Fatih.

Tahun ini pemerintah menganggarkan subsidi energi Rp 94,55 triliun dalam APBN 2018. Perinciannya subsidi BBM, elpiji 3 kilogram (kg) Rp 46,86 triliun dan  listrik Rp 52,66 triliun.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...