Semester 1-2018, Laba Bank Danamon Turun 1,3%
Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, laba bersih PT Bank Danamon turun 1,3% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,03 triliun. Penurunan ini salah satunya disebabkan adanya pergeseran pertumbuhan kredit ke segmen mikro yang porsinya kecil, sehingga sulit mendongkrak pendapatan.
“Ini bukan turun, ini masih stabil. Portfolio mikro masih rendah, makanya revenue tidak bisa dinaikkan,” kata Chief Financial Officer dan Direktur Bank Danamon Satinder Ahluwalia di Jakarta pada Rabu (25/7).
Sejak tahun lalu, portofolio kredit Bank Danamon terus bergeser ke segmen non-mass market. Ini membuat penyaluran kredit mikro turun drastis dari Rp 7 triliun di semester I-2017, menjadi Rp 3-4 triliun. Dampak pergeseran ini terlihat pada pertumbuhan kredit di segmen-segmen tersebut.
Total portofolio kredit dan pembiayaan sektor perdagangan (trade finance) Bank Danamon hanya tumbuh 4% menjadi Rp 133,9 triliun. Sementara pertumbuhan kredit segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar 14% menjadi Rp 30,4 triliun dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 40% menjadi Rp 6,9 triliun.
Dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor, total pembiayaan Adira Finance tumbuh 8% menjadi Rp 48,1 triliun. Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 14% untuk roda dua dan 26% untuk roda empat. Pada semester I tahun lalu, pembiayaan baru kendaraan roda dua turun 5% dan roda empat hanya tumbuh 3%.
(Baca: Survei Perbankan: Pertumbuhan Kredit Baru Melambat di Kuartal I 2018)
Penurunan laba sejalan dengan kualitas kredit Bank Danamon yang juga turun. Pada Juni 2018, rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) 3,3%, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu di posisi 3,2%. Naiknya NPL ini disebabkan oleh kredit perusahaan baja dan pelayaran.
Selain itu, Bank Danamon mencatatkan pertumbuhan giro dan tabungan (current account and savings account/CASA) sebesar 9% menjadi Rp 50,9 triliun. Adapun rasio CASA membaik dari 44,3% di semester I-2017, menjadi 48,2% di Juni tahun ini.
Deposito tercatat turun 7% menjadi Rp 54,5 triliun, karena Bank Danamon melakukan pelepasan dana mahal. Bank Danamon menilai struktur pendanaan ini mampu menghasilkan biaya dana (cost of fund) Iebih rendah dan membangun pondasi yang baik untuk pertumbuhan kedepannya.
Rasio pembiayaan terhadap simpanan atau loan to funding ratio (LFR) tercatat sebesar 94,1%. Rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio/CAR) secara konsolidasi berada pada posisi 21,7%.
(Baca: Kredit Korporasi Besar Melemah, Pertumbuhan Kredit 2 Bank BUMN Merosot)