BI: Tingginya Inflasi Inti Bukan Karena Fluktuasi Kurs

Image title
3 Agustus 2018, 16:58
Inflasi
KATADATA | Arief Kamaludin

Bank Indonesia memastikan bahwa tingginya angka inflasi inti pada Juli 2018 bukan disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, tingginya level inflasi inti tersebut lantaran terjadi kenaikan biaya pada beberapa pos, seperti biaya pendidikan. Hal ini dinilai sebagai kondisi yang lazim terjadi pada momen tertentu.

“Sebagian besar [tingginya inflasi inti] karena faktor musiman yang terkait dengan biaya sekolah SD, SMP, SMA, dan biaya sewa [rumah] yang biasanya memang pada Juli itu pada saat pembayaran,” tutur Perry, di Jakarta, Jumat (3/8).

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi inti per Juli tahun ini secara bulanan sebesar 0,41% atau tertinggi sejak Februari tahun lalu. Sementara itu, secara tahunan (year on year) tercatat 2,87%, dengan kata lain tertinggi sejak awal tahun.

Secara umum, Perry  berpendapat, inflasi tetap berada di level yang relatif rendah. BPS mencatat untuk inflasi umum secara bulanan sebesar 0,28%, dan 3,18% untuk periode year on year. Dua angka ini memang lebih rendah dibandingkan dengan realisasi inflasi umum per Juni tahun ini.

Adapun, terkait asumsi bahwa inflasi inti terpengaruh pergerakan nilai tukar rupiah, BI tegas menampiknya. Menurut Perry, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih pada taraf wajar. Selain itu, ekspektasi inflasi pelaku ekonomi di pasar juga terjaga dengan baik.

Kepala BPS Suhariyanto sempat menyatakan, sejauh ini inflasi terkendali disebabkan harga barang kembali normal. “Ini biasa karena puncak konsumsi kita berada di Ramadan dan lebaran. Jadi lebaran sudah usai dan harga kembali normal,” katanya.

Lebih jauh menyinggung soal PDB, bank sentral mengutarakan bahwa Indonesia masih beroperasi di bawah kapasitas nasional. Per triwulan II/2018, BI memprediksikan PDB tumbuh 5,15% sedangkan realisasi per triwulan I/2018 sebesar 5,06%. "Tekanan inflasi dari permintaan masih rendah," kata Perry.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...