Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 5,27%, Tertinggi Selama Periode Jokowi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2018 sebesar 5,27% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan kuartalan tersebut merupakan yang tertinggi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo atau sepanjang periode akhir 2014 hingga saat ini.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, meskipun masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar 5,4%. "Triwulan kedua salah satu pemicunya adalah momen Ramadan dan Lebaran," kata dia dalam Konferensi Pers di Kantornya, Senin (6/8).
Bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, seluruh komponen yang menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi berhasil tumbuh di atas 5%, setelah mentok di kisaran 4,9% sejak kuartal IV 2016. Sementara itu, konsumsi pemerintah dan ekspor tercatat mengalami lonjakan pertumbuhan.
Secara rinci, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,14%, lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu 4,95%. Lalu, investasi tercatat tumbuh, 5,87%, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu 5,35%.
Kemudian, ekspor tercatat melonjak 7,7%, lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu 3,36%. Meskipun, net ekspor tercatat menurun, lantaran impor yang tumbuh tinggi. Kenaikan signifikan juga terjadi pada konsumsi pemerintah yang tumbuh 5,36%, berbalik dari pertumbuhan negatif 1,93% pada periode sama tahun lalu.
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga mengalami kenaikan pertumbuhan di tahun politik, yaitu 8,71% di atas pertumbuhan pada periode sama tahun lalu 8,49%.
Namun, jika dibandingkan dengan kuartal I tahun ini, terdapat satu komponen pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan pertumbuhan, yaitu investasi. Pada kuartal I lalu, investasi tercatat tumbuh lebih tinggi yakni 6,89% (yoy).
Kontributor Pertumbuhan Ekonomi | Kuartal II 2017 (yoy) | Kuartal I 2018 (yoy) | Kuartal II 2018 (yoy) | Kontribusi di Kuartal II 2018 |
Konsumsi rumah tangga | 4,95% | 4,95% | 5,14% | 55,43% |
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) | 8,49% | 8,09% | 8,71% | 1,21% |
Konsumsi Pemerintah | -1,93% | 2,74% | 5,26% | 8,50% |
Investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) | 5,35% | 7,95% | 5,87% | 32,15% |
Ekspor Barang dan Jasa | 3,36% | 6,06% | 7,70% | 20,35% |
Dikurangi Impor Barang dan Jasa | 0,55% | 12,66% | 15,17% | -20,87% |
Pertumbuhan Ekonomi | 5,01% | 5,06% | 5,27% |
Perbaikan pertumbuhan ekonomi ini sebetulnya sudah diprediksi Bank Indonesia (BI) dan sederet ekonom lainnya. Namun, realisasi pertumbuhan ekonomi yang nyaris mencapai 5,3% ini di atas ekspektasi. Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,15% di kuartal II tahun ini, lebih rendah dibandingkan prediksi semula yaitu 5,2%.
(Baca juga: Berkat THR, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Capai 5,21%)
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih memprediksi konsumsi rumah tangga yang meningkat bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5,21%. Hal senada disampaikan Ekonom yang kini menjabat Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Sugandi yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,2%.