Tiga Kemajuan Kerja Sama Indonesia-Jepang Olah Sampah Jadi Listrik
Pemerintah terus mempercepat proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Untuk mendukung itu pemerintah pun menggandengan negara Jepang.
Salah satu alasan menggandeng Jepang karena negara ini sudah membangun PLTSa lebih dari 1.000 pembangkit. Dengan pengalaman itu, harapannya bisa mempercepat pembangunan proyek infrastruktur energi berbasis sampah.
Pemerintah Indonesia dan Jepang pun sudah mengadakan tiga kali pertemuan membahas percepatan proyek itu. Pertemuan ketiga berlangsung, Senin (6/8). Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Jepang Atara Takebe, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Matafumi Ishii.
Kemudian ada Kepala LKPP Agus Prabowo, Pelaksan tugas Gubernur Jawa Barat M Iriawan, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Walikota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. Ada juga Ketua Tim Pelaksana KPPIP Wahyu Utomo.
Deputi Koordinasi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa pertemuan yang ketiga ini telah menunjukan kemajuan yang sangat berarti. “Kami berharap impelementasinya dapat dilakukan segera, kalau ada kekurangan atau penyesuaian administratif akan disesuaikan,” kata dia berdasarkan keterangan resminya, Senin (6/8).
Kemajuan itu ditandai dengan dilaksanakannya serangkaian agenda penting dalam pertemuan tersebut. Adapun rangkaian agenda penting yang telah dilaksanakan dalam acara tersebut adalah :
1. Penyerahan Surat Penugasan Harga Listrik untuk PLTSa Solo dan Surabaya dari Kementerian ESDM kepada PLN,
2. Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memoramdum of Understanding/MoU) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dengan Kemenko Perekonomian tentang Proyek Legok Nangka, dan
3. Penyerahan draf PPA Legok Nangka dari PLN kepada Ketua Tim Teknis Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Pengembangan PLTSa ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018. Selain itu, pembangunan PLTSa juga masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018
Pemerintah juga telah menambah proyek PLTSa di delapan kota menjadi 12 kota. Adapun 12 kota yang dimaksud antara lain, DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang, dan Manado.
Ridwan menambahkan, progres proyek PLTSa yang paling maju ada di Provinsi DKI yang ditandai peletakan batu pertama (ground breaking) di kawasan Sunter pada Mei lalu. “Saat ini yang akan kami kejar untuk Legok Nangka di Jawa Barat,” ujar dia.
(Baca: Siemens Berencana Bangun Pembangkit Listrik Berbasis Sampah)
Ridwan optimistis proyek ini akan berjalan meskipun masih membutuhkan waktu menuju tahap konstruksi. Apalagi epastian berjalannya proyek ini sudah terlihat.