Ekonomi Semester II Dibayangi Risiko Pelemahan Konsumsi Masyarakat

Rizky Alika
Oleh Rizky Alika - Martha Ruth Thertina
7 Agustus 2018, 18:42
Perdagangan dan Retail
Arief Kamaludin | Katadata

Upaya pemerintah dalam mendongkrak konsumsi rumah tangga untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi bakal lebih berat ke depan, seiring turunnya keyakinan masyarakat untuk berbelanja setelah berakhirnya faktor musiman Ramadan dan Lebaran.

Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), indeks keyakinan konsumen turun dari level 128,1 pada Juni menjadi 124,8 pada Juli, meskipun posisinya yang di atas 100 mengindikasikan konsumen masih dalam posisi optimis. Penurunan keyakinan terjadi hampir di semua kelompok pengeluaran, kecuali responden berpendapatan Rp 4,1-5 juta per bulan.

(Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 5,27%, Tertinggi Selama Periode Jokowi)

Faktor penyebabnya, turunnya keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan lalu. Seiring kondisi tersebut, keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama (durable goods) juga menurun. Penurunan pembelian durable goods terutama terjadi pada jenis barang elektronik seperti telepon selular, televisi, dan komputer.

Penyebab lainnya, turunnya ekspektasi konsumen terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan tenaga kerja pada enam bulan mendatang. Secara khusus, penurunan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja terutama terjadi pada responden dengan tingkat pendidikan pasca sarjana dan berusia 31-40 tahun.

Konsumen memperkirakan pengeluaran untuk konsumsi bakal mengalami penurunan setelah Ramadan dan Lebaran. Hal ini sesuai dengan pola tahunan. Perkiraan penurunan konsumsi juga seiring dengan ekspektasi kenaikan harga (inflasi) tiga bulan mendatang. Responden mengkhawatirkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah bakal terus menerapkan bauran kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat berpendapatan menengah dan bawah sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat. Kebijakan yang dimaksud termasuk perbaikan penyaluran dana desa dan program padat karya tunai (cash for work).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...