Produksi Blok Mahakam Masih Rendah hingga Awal Agustus
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat penurunan produksi minyak dan gas bumi (Migas) Blok Mahakam. Penurunan ini terjadi karena sejumlah faktor terkait operasi.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menjelaskan produksi gas Blok Mahakam baru mencapai 957 juta kaki kubik per hari (mmscfd) per 5 Agustus 2018. Padahal, target di Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pertamina tahun ini mencapai 1.008 mmscfd. Namun produksi gas tersebut masih lebih tinggi dibandingkan capaian selama semester pertama di mana produksi gas Mahakam hanya mencapai 900 mmscfd.
(Baca: Pengeboran Sumur Migas Di Blok Mahakam Baru Capai 26% dari Target).
Sementara untuk produksi minyak, capaiannya baru 43 ribu barel per hari (bph) pada 5 Agustus 2018. Realisasi ini lebih rendah dari target dalam RKA Pertamina sebesar 46 ribu bph. Padahal pada Januari-Juni, produksi minyak Blok Mahakam bisa tembus 46 ribu bph.
Menurut Wisnu, produksi gas sedikit menurun pada sejumlah lapangan di Blok Mahakam yakni Lapangan Bekapai, Tambora, dan Tunu. Namun demikian terdapat kenaikan produksi pada Sisi Nubi.
Sementara terkait penurunan produksi minyak ada tiga penyebab. Pertama, terjadi penurunan karena ada hasil intervensi sumur yang lebih rendah dari yang diharapkan. Ini terjadi di Lapangan Bekapai dan Handil. Kedua, terdapat masalah emulsi di Lapangan Tunu. Emulsi adalah bercampurnya dua macam cairan, dalam hal ini terproduksinya air bersamaan dengan minyak. Ketiga, beberapa program sumur ditunda ke semester kedua karena dinamika perubahan kondisi di lapangan.
Wisnu menjelaskan, saat ini Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengoperasikan tiga rig pengeboran di Mahakam. Nantinya ada tambahan dua rig lagi pada semester kedua ini. Dengan penambahan rig, pengeboran di blok Mahakam diharapkan menjadi optimal.
