Arcandra Soroti Biaya Tinggi Produksi Migas Pertamina

Anggita Rezki Amelia
10 Agustus 2018, 18:51
Jonan Arcandra
Katadata | Arief Kamaludin

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyoroti biaya produksi minyak dan gas bumi PT Pertamina yang dinilai tinggi. Menurutnya, kenaikan biaya tersebut dipicu oleh kondisi lapangan yang dikelola oleh Pertamina.

Saat ini, Pertamina mengelola lapangan-lapangan dalam kondisi tua atau mature. Blok yang dikelola perusahaan pelat merah ini juga kecil sehingga menimbulkan biaya produksi yang besar. (Baca juga: Banyak Permintaan, Kementerian ESDM Minta Pertamina Fokus di Dua Blok).

Advertisement

Dia menganalogikan blok yang memproduksi 2.000 barel per hari (bph) dengan blok yang menghasilkan 200 ribu bph memiliki tingkat biaya produksi yang berbeda. Untuk blok yang produksinya kecil, biayanya bisa lebih besar. Hal sebaliknya dengan blok dengan tingkat produksi besar.

Alhasil, meski biaya produksi Pertamina tinggi, namun hal itu tidak bisa menjadi tolok ukur bahwa perusahaan pelat merah itu tidak efisien. “Pertamina kelola blok-blok kecil, cost per barel-nya besar,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/8). “Cost per barel tidak jadi penentu company itu efisien, itu hanya indikatif.”

Agar pengukurannya adil, dia menyarankan melihat indikator lain yang perlu ditinjau untuk melihat suatu perusahaan efisien atau tidak dalam mengelola blok migas. Salah satunya yaitu melihat biaya pengeboran per sumur dan biaya pengadaan yang dilakukan kontraktor di suatu blok baik pengadaan barang dan jasa.

Ia pun mengklarifikasi mengenai Pertamina yang kerap disebut tidak efisien mengelola Blok Mahakam. Baginya, target produksi Pertamina dalam mengelola Mahakam masih di atas target Total saat mengoperatori blok tersebut sebelumnya. Meskipun, hingga saat ini Arcandra mengakui produksi Blok Mahakam masih di bawah target yang dipatok Pertamina.

Dalam analisis Wakil Komisaris Pertamina ini, salah satu yang membuat biaya produksi Pertamina tinggi di Blok Mahakam lantaran blok tersebut masuk masa penurunan alamiah alias decline. Sayang, ia belum mau merinci berapa besar biaya produksi Pertamina di blok tersebut saat ini.

Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), rata-rata produksi gas Blok Mahakam baru 957 juta kaki kubik per hari (mmscfd) per 5 Agustus 2018. Padahal, target di Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pertamina tahun ini 1.008 mmscfd.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement