Disagregasi PMTB Demi Efektivitas Penanaman Modal

Michael Reily
23 Agustus 2018, 18:22
Investasi Padat Karya Untuk Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia
Arief Kamaludin I Katadata
Presiden Joko Widodo, meninjau pabrik sepatu setelah peluncuran program "Investasi Padat Karya Untuk Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia" dilokasi pabrik PT Adis Dimension Footwear di Balaraja Barat, Tangerang, Provinsi Banten, Senin (5/10).

Indonesia membutuhkan data terkait investasi fisik alias Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang lebih rinci guna pemerataan penanaman modal. Oleh karena itu, Badan Pusat Statistik melaksanakan survei penyusunan disagregasi PMTB.

PMTB didefinisikan sebagai besaran penambahan dan pengurangan barang modal tetap untuk kebutuhan produksi pada suatu aktivitas ekonomi selama periode tertentu. Penyebutan lainnya adalah investasi fisik.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, investasi fisik yang dimaksud dapat berupa konstruksi, mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan, sumber daya hayati, kekayaan intelektual, maupun biaya pengalihan kepemilikan aset yang tidak diproduksi.

(Baca juga: Pertumbuhan Investasi Kuartal II Tertinggi di Periode Sama Sejak 2013)

Menurut dia, ketersediaan data PMTB di Indonesia belum memadai sehingga harus diperinci. Semakin detil dan komprehensif PMTB maka penanaman modal yang masuk selanjutnya dapat lebih merata. Peran PMTB di dalam PDB per triwulan kedua tahun ini sebesar 31,15%.

“Saat ini, data PMTB di dalam PDB dirinci menurut enam jenis aset. Kami harap ke depan bisa dirinci menurut 44 jenis aset,” kata Suhariyanto, di Jakarta, Kamis (23/8).

PMTB enam jenis aset yang ada sekarang terdiri dari bangunan, mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan lain, sumber daya hayati (cultivated biological resources/CBR), serta produk kekayaan intelektual.

Ke depan, perincian jenis aset tersebut ditambah sehingga bangunan terdiri dari tujuh aset, mesin dan perlengkapan ada lima aset, peralatan lain menjadi sepuluh aset, hewan empat aset, tanaman lima aset, kekayaan intelektual lima aset, serta biaya pengalihan kepemilikan sejumlah dua aset.

Suhariyanto menuturkan, data PMTB yang komprehensif dapat dipakai untuk menganalisa tiga aspek secara detail a.l. pelaku ekonomi yang melakukan investasi, investasi berdasarkan lapangan usaha, serta nilai investasi dan stok barang modal.

(Baca juga: BKPM Sebut Rupiah dan Politik Penyebab Rendahnya Investasi Kuartal II)

Investasi fisik alias PMTB tentu tidak seluruhnya berasal dari investor dalam negeri tetapi juga asing. Kontribusi investasi asing di Indonesia saat ini terbilang lebih rendah dibandingkan dengan tetangga di kawasan Asia Tenggara.

“Kita belum tergantung kepada asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...