Per Agustus, Intervensi Bank Sentral di Surat Berharga Capai Rp 21 T

Rizky Alika
27 Agustus 2018, 20:52
Bank Indonesia
Arief Kamaludin | Katadata

Intervensi Bank Indonesia (BI) melalui penjualan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder tercatat Rp 21 triliun selama Januari - Agustus tahun ini. Langkah ini dilakukan bank sentral saat mendapati arus masuk dana asing (inflow).

Adapun, keseluruhan intervensi BI pada kurun waktu tersebut mencapai Rp 70 triliun, yakni Rp 49 triliun di pasar primer. Pasar primer yang dimaksud adalah penawaran instrumen kepada pemodal untuk pertama kali, selama periode yang ditetapkan issuer, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, intervensi di pasar SBN dilakukan untuk mengelola likuiditas. "SBN yang dibeli akan digunakan sebagai instrumen moneter dalam rangka pengelolaan likuiditas, seperti melalui Reverse Repo SBN," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (27/8).

BI masih perlu membeli SBN untuk pembentukan cadangan (stock building), ini merupakan bagian dari strategi operasi moneter. Tapi, bank sentral kesulitan mencari surat berharga negara di pasar sekunder mengingat saat BI hendak masuk ke pasar lantas harga SBN naik.

Nanang menjelaskan, kenaikan tersebut diikuti oleh penurunan imbal hasil (yield). "Mungkin pasar sudah aware bahwa BI akan selalu menjaga pasar SBN," ujar dia. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...