Subsidi Elpiji Tahun Ini Terancam Membengkak

Anggita Rezki Amelia
28 Agustus 2018, 21:16
Gas Elpiji 3 kg Langka
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Terbatasnya pasokan, membuat warga Bogor terpaksa membayar harga Rp 25.000-Rp 50.000 untuk gas elpiji 3 kilogram bersubsidi. Lewat operasi pasar yang digelar pada Selasa (5/12), warga Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dapat membeli elpiji dengan harga Rp 16.000.

PT Pertamina (Persero) memprediksi penyerapan elpiji bersubsidi sampai akhir tahun ini akan membengkak dibandingkan realisasi tahun lalu. Penyebabnya adalah migrasi konsumen minyak tanah ke elpiji tiga kilogram (kg) jumlahnya signifikan.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Hamid mengatakan hingga Juli 2018, realisasi penyerapan elpiji berwarna hijau melon ini sudah mencapai 3,7 miliar metrik ton (MT). Hingga akhir tahun, prediksinya bisa meningkat hingga 6,6 miliar MT.

Prediksi hingga akhir tahun ini lebih tinggi daripada target yang dipatok 6,4 miliar MT. Tak hanya itu, ini juga melampaui realisasi tahun lalu yang hanya 6,2 miliar MT. “Ini over kuota dan lebih tinggi 5,2 persen dari tahun 2017," kata Mas'ud dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (28/8).

Di tengah ancaman jebolnya subsidi itu, Pertamina juga menemukan beberapa penyimpangan penyaluran elpiji bersubsidi. Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pertamina, Hiswana Migas dan Kepolisian, Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bantul ada beberapa perusahaan nonsubsidi yang mengkonsumsi 756 tabung per bulan elpiji 3 kg ini.

Tak hanya di Bantul, penggunaan elpiji subsidi tidak tepat sasaran terjadi di Klaten. Di sana Pertamina menemukan 71 tabung LPG 3 kg digunakan restoran dan usaha kecil menengah.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...