Gejolak Ekonomi Global Menguat, Rupiah Terperosok ke 14.700

Rizky Alika
30 Agustus 2018, 19:06
BI rupiah
Arief Kamaludin (Katadata)

Posisi rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) semakin loyo. Kalangan ekonom sepakat bahwa pelemahan mata uang Garuda lantaran ketidakpastian ekonomi global yang belum reda.

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, atmosfir perekonomian internasional yang memanas salah satunya merespons tren penaikan suku bunga acuan AS. Belum lagi soal krisis perekonomian di Turki dan Argentina.

"Sumber-sumber tekanan global masih ada dan tidak berkurang. Ketegangan yang dipicu oleh perang dagang dan juga potensi krisis di Turki dan Argentina juga memunculkan ketidakpastian," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (30/8).

(Baca juga: Rupiah Melemah, Kalbe Farma Naikan Harga Jual Obat)

Tekanan terhadap rupiah dari dalam negeri juga belum usai. Piter berpendapat, pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit / CAD) yang berpotensi menembus 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada pengujung tahun juga berpengaruh.

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menempuh sejumlah cara untuk mengantisipasi kemungkinan CAD kian melebar. Pewajiban biodiesel 20% (B20) dan pengendalian 900 komoditas konsumsi impor jadi pilihan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...