Kementan Dorong Petani Tetap Produktif Saat Kemarau

Image title
Oleh
6 September 2018, 10:11
Mentan
Katadata

Jakarta - Musim kemarau tak menyurutkan petani Indonesia untuk memproduksi padi. Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya mendorong petani untuk memaksimalkan lahan sawah dengan mekanisasi penyediaan air, tetapi juga mendorong upaya untuk memanfaatkan lahan rawa dan lahan kering. Data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyebutkan bahwa luas lahan sawah di Indonesia mencapai 8.186.469 hektar. Pada saat musim kemarau, lahan sawah masih dapat tetap dioptimalkan untuk menanam komoditas pangan, namun perlu diimbangi dengan upaya untuk penyediaan air, dengan memanfaatkan embung, bendungan dan waduk. “Selain itu, perbaikan sistem irigasi cukup bisa mengantisipasi dampak kekeringan,” kata Sumarjo Gatot Irianto Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan pada Senin (03/09/2018).

Menurutnya selama masih ada sumber air, menanam komoditas pangan di lahan sawah justru bisa meningkatkan kualitas produksi lantaran musim kemarau yang cukup panjang cukup baik untuk fotosintesis. “Proses pengeringan juga lebih mudah dan menghemat biaya,” lanjutnya. Selain hasil yang lebih bagus, serangan hama penyakit relatif berkurang.

Selain lahan sawah, Kementan juga mendorong petani untuk memanfaatkan lahan rawa yang pada musim kemarau biasanya akan surut. Lahan rawa sebagai lahan sub optimal memiliki potensi luas 12,3 juta hektar, namun pemanfaatannya belum optimal. Dari potensi tersebut, baru dimanfaatkan seluas 4.527.596 hektar (36,8 persen) untuk produksi pertanian. “Ini adalah kesempatan untuk penambahan luas areal tanam baru buat produksi padi di musim kemarau,” jelas Gatot.

Kementan juga berupaya keras memanfaatkan lahan kering seluas 28.577.848 hektar termasuk  ladang, tegalan, dan lahan yang tidak diusahakan menjadi Perluasan Areal tanam Baru (PATB). Gatot menegaskan saat ini Kementan menjadikan pengembangan lahan kering sebagai fokus untuk pengembangan budidaya padi. Teknologinya pun sudah disiapkan, yakni dengan mendorong petani untuk menanam padi gogo. Kementan untuk pertama kalinya dalam sejarah menargetkan pertanaman satu juta hektar padi gogo pada 2018. Pada musim kemarau, padi gogo di lahan kering dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hasil panen lebih bagus, hama lebih sedikit, hemat air, juga sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan kualitas gabah lebih baik.  Selain padi gogo, lahan kering juga sangat cocok untuk ditanami jagung.

Gatot juga menekankan, ketiga tipe lahan di atas dapat terus dioptimalkan untuk mendukung peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dengan model tumpangsari, yaitu kombinasi antara padi, jagung, dan kedelai. Kunci utama tumpangsari ini  adalah penambahan populasi dan penggunaan benih berkualitas. Dengan menggunakan konfigurasi jarak tanam yang tepat, satu hektar lahan dapat menghasilkan dua  hektar jagung dan satu hektar padi, atau dua hektar jagung dan satu hektar kedelai, atau satu hektar padi dan satu hektar kedelai. Penanaman tumpangsari juga dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga mengurangi kebutuhan pupuk.

Pendekatan tumpangsari ini dapat menekan persaingan lahan antar komoditas dan mengoptimalkan produksi padi tanpa bergantung pada musim. Lahan sawah beririgasi bisa berproduksi maksimal karena organisme pengganggu tumbuhan (OPT) rendah, biaya produksi murah, hasilnya maksimal, dan harga gabahnya bagus. “Kemarau juga saat ideal untuk memutus siklus OPT.  Jadi, kemarau bukan petaka tapi berkah. Kemarau dan musim hujan itu sudah Sunatullah. Semua membawa manfaat masing-masing,” pungkasnya.

Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement