Kementan Pamer Produk Pangan Lokal ke Denmark

Image title
Oleh
6 September 2018, 09:59
Denmark
Katadata

Copenhagen - Kementerian Pertanian (Kementan) memperkenalkan pangan lokal Indonesia ke Denmark untuk mengenjot ekspor pertanian ke negara itu. Peluang peningkatan ekspor ke Denmark  cukup besar  jika Indonesia terus giat menghasilkan beragam pangan organik. Apalagi ini juga sejalan dengan Indonesia yang menargetkan untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Pernyataan disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat menghadiri undangan Duta Besar RI untuk Denmark di kantor Dubes RI di Copenhagen, Denmark, Kamis (30/8). Agung  mengunjungi Denmark untuk menghadiri  world food summit (WFS) yang diselenggarakan pada 29 - 31 Agustus 2018. 

Pembahasan dalam WFS yang dihadiri oleh lebih dari 50 negara tersebut, mengarah ke food industry dan food healthy. Indonesia pun sudah berkomitmen mengembangkan keduanya seraya meningkatkan produksi pangan. “Ini perlu dilakukan sehingga target Indonesia untuk menjadi World Food Basket (Lumbung Pangan Dunia.red) di tahun 2045 nanti bisa tercapai,” tegas Agung. Sebagai bagian dari target lumbung pangan tersebut, Indonesia menargetkan tahun depan swasembada gula konsumsi, tahun 2020 fokus pada swasembada bawang putih dan kedelai, sedangkan pada 2024 gula industri, dan pada 2026 daging sapi.

Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar RI untuk Denmark, Muhammad Ibnu Said meminta produk-produk pangan yang sudah dihasilkan dapat dipajang di Kedubes, sebagai upaya memperkenalkan produk pangan Indonesia ke Denmark. Agung merespon positif permintaan tersebut. “Saya kira ini bagus, nanti akan segera kami kirim produk pertanian dari Indonesia. Dan tentunya ini juga bisa membuka peluang pasar bagi produk pangan kita," tuturnya. 

Agung berharap, pertemuan dengan Kedutaan Besar RI untuk Denmark bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk mengenalkan pangan Indonesia ke Denmark. Sekaligus pertemuan bisa  meningkatkan peluang kerjasama pangan ke depan, termasuk untuk mempelajari sistem food processing Denmark yang sudah maju. Sebanyak 90 persen produk pangan Denmark saat ini sudah dalam bentuk olahan.

Ibnu Said menyampaikan bahwa untuk meningkatkan potensi agribisnis pangan nasional, Indonesia memang perlu berkembang dari food production menuju food manufacture agar nilai tambah produk pangan lokal meningka. “Di Denmark pendapatan domestik sebagian besar dihasilkan dari service, hanya 1% dari sektor  pangan dan itupun fokus pada diary product dengan konsep pertanian organik,” ungap Ibnu. Terlebih menurutnya isu pangan kini sudah menjadi isu internasional sehingga, pengelolaan pangan nasional perlu mengacu pada Sustainable Development Goals (SDG). “Apapun program saat ini harus selaras dengan SDG dan dilakukan secara partnership," tegas Ibnu.

Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement